Keluarga Ngotot Nenek Simi Memang Diserang Harimau, Tapi Harimau Kumbang

Kamis, 04 Maret 2021

Nenek simi

PELITARIAU, Pelalawan - Simi (64), seorang nenek warga Desa Tanjung Air Hitam, Kecamatan Kerumutan, Pelalawan awalnya diduga menjadi korban penyerangan Harimau Sumatera pada Sabtu (27/2/2021) yang lalu.

Hanya saja, saat tim BKSDA Riau dan instansi terkait turun ke lokasi melakukan pendataan, disimpulkan korban tidak menjadi korban penyerangan Harimau.

Jufri merupakan salah seorang dari keluarga korban mengaku kecewa terhadap pernyataan BKSDA Riau. Ia bersama pihak keluarga tetap bersikukuh dan ngotot bahwa keluarganya, Nenek Simi, diserang binatang buas, jenis Harimau Kumbang yang tubuhnya berwarna hitam.

"Iya, kami jelas kecewa, orang tua kami disimpulkan tim yang turun ke lokasi, tak diserang Harimau. Kami berkeyakinan, diserang Harimau, tapi jenis Harimau Kumbang memiliki tubuh warna Hitam," terang Jufri, Kamis (4/3/2021).

Jika disebutkan fakta tidak ditemukan jejak di lokasi penyerangan Harimau Kumbang itu, kata Jufri, lebih diakibatkan oleh tanah kering, seiring dengan musim kemarau. "Mana mungkin ditemukan jejak di lokasi, tanahnya kering oleh musim kemarau," paparnya.

Keyakinan kuat bahwa keluarganya diserang hewan buas jenis Harimau Kumbang, kata Jufri, lantaran warga setempat pernah melihat wujud Harimau Kumbang tersebut. Bahkan beberapa waktu lalu, di Sungai Salak seorang warga juga pernah diserang.

"Warna pernah liat Harimau Kumbang ini, bahkan beberapa waktu lalu warga di Sungai Salak pernah diserang, akan tetapi tidak terekspos," tandasnya.

Diberitakan sebelumnya, beberapa hari kemarin Kabupaten Pelalawan dihebohkan informasi seorang warga diserang Harimau. Informasi ini ternyata tidak benar alias hoax. Hal ini menyusul adanya data tim dari berbagai instansi yang mendatangi lokasi serta mewawancarai korban, Selasa (2/3/2021).

Demikian diungkapkan Andri Hansen Siregar selaku Kepala Bidang KSDA Wilayah I, Balai Besar KSDA Riau. Informasi yang diterima pihaknya, kata Andri Hansen adalah peristiwa terjadi pada hari Sabtu 27 Februari 2021, sekira pukul 09.00 WIB berdasarkan keterangan dari anak korban bernama Jamilus. Korban bernama Simi (wanita) berumur 64 tahun, bersama cucunya bernama Habibie berumur 20 tahun.

Saat kejadian, korban akan mengambil perangkap ikan di kanal, sedangkan sang cucu saat yang sama sedang menderes karet.

Dikatakannya, hasil pengumpulan keterangan, tim mengambil keterangan langsung dari korban dan diperoleh data, bahwa secara penampakan fisik, satwa tidak ada belang, kedua tubuh satwa berwarna hitam, ketiga tidak kelihatan muka dan ekor satwa, keempat, bila dilihat dari pola serangan, diduga bukan satwa Harimau Sumatera.

Hal ini, sesuai dengan kesaksian korban yang langsung disampaikan kepada pihak tim mitigasi.

Fakta selanjutnya, kata Andri Hansen, informasi lanjutan, yaitu ketika saat dilakukan pemeriksaan oleh bidan desa, hanya terlihat benturan benda tumpul pada bagian mata dan pelipis korban, tidak ada bekas cakaran atau gigitan satwa.

"Sedangkan dari keterangan korban, yang dirasakan berupa dorongan dari belakang, lalu korban jatuh dan terlentang. Kemudian cucu korban datang membantu korban setelah beberapa saat dipanggil oleh korban. Keterangan yang didapat dari cucu korban, bahwa satwa yang terlihat berwarna hitam tetapi kelihatan samar dari antara semak belukar," cakap Andri Hansen.

Sementara tindak lanjut dan cek Tempat Kejadian Perkara (TKP), kata Andri Hansen, tim tidak dapat melihat bekas jejak atau cakaran satwa yang dikabarkan sebelumnya adalah seekor Harimau Sumatera. Lokasi TKP merupakan kebun karet dan di sekitarnya terdapat semak belukar serta kebun masyarakat lainnya.

"Lokasi kejadian kurang lebih 500 meter dari rumah korban atau jarak lokasi TKP dari SM Kerumutan kurang lebih 18 kilometer," paparnya lagi.

Meskipun demikian pihaknya bakal memasang kamera jebak, untuk memastikan jenis satwa yang berada di sekitar TKP.

"Kita menghimbau agar masyarakat tidak memasang jerat atau umpan di lokasi yang berpotensi menjadi wilayah jelajahnya satwa. Bila akan melakukan aktivitas, diupayakan agar tidak sendirian ke kebun atau ke hutan," tandasnya. **prc4