Suku Tuha Kepada Roh Patih ( III )

Ahad, 14 Februari 2021

DHENI KURNIA

Suku Tuha Kepada Roh Patih ( III )

Bila saat duduk di tepian
Ketika mamak turun dari kayangan
Melangkah jauh sampai selensen
Tekenanglah yang lama lama
Hati sedih jadi gelora
Muka berkerut hilanglah canda
Berbekal tombak lembing tajam
Bertataran sagar ulu jantan
Tabuh bergentang pulut pulut
Gendang berdentang kulit tuma

Pasak pasalaguri menyirat alam;
Waktu bertiang teras
Jelatang berbandul batang bayam
Berkasau tulang pantau
Beratap sisik badar
Bagi menjelajah padang
Peratas akar kalimunting
Menumbai pohon sialang
Madu terserak dibagi bagi.

Airmolek, 09.2016
_____________________________
Penulis puisi DHENI KURNIA; Lahir di Airmolek, Indragiri Hulu, Riau. Sastrawan dan Wartawan Indonesia ini, memenangkan Buku Puisi Terbaik pada HPI (Hari Puisi Indonesia) 2018 dengan judul BUNATIN. Sedang Buku Mantra Puisi Roh Pekasih, juga masuk Buku Unggulan di HPI 2017. Sedang buku Olang 2, mendapat penghargaan dari University Sultan Azlan Syah (USAS) , Perak, Malaysia

Sebagai Wartawan, pernah menjadi Wakil Ketua PWI Jambi (2000-2005), Ketua PWI Riau 2007-2017 (dua priode). Saat ini dipercaya pula menjadi Ketua JMSI (Jaringan Media Siber Indonesia) Riau priode 2020-2025.

Pernah membacakan puisi dan membawa kesenian Talang Mamak, Inhu, ke beberapa negara ASEAN, Amerika Serikat, China dan beberapa negara di Eropa.

Puisi Suku Tuha diciptakan tahun 2016, berkisah tentang sejarah dan falsafah Suku Talang Mamak di Indragiri Hulu, Riau, yang diperkirakan sudah ada di Indragiri pada abad-abad Sebelum Masehi.