Suku Tuha Kepada Roh Patih ( I )

Ahad, 14 Februari 2021

DHENI KURNIA

Suku Tuha Kepada Roh Patih ( I )

Talang tuah mamak menjura
Dari pagaruyung ke cenaku tigapuluh
Dari keturunan adam ketiga
Menyauk sampai tempatpati
Dari kandal tanah mekah
Merapung di sungai limau
Menjeram di sungai tunu
Mengupih di batang gangsal
Itulah mamak patih pertama

Dari datuk patih nan sebatang
Menyusur sungai nan tiga laras
Sungai tenang, keruh di batanghari
Sungai kuantan, kampar dan mandau
Di dusun tua bunga pasirmayang
Batin talang menggerai sengketa
Bernama inuman negeri tua
Cerenti tanah kerajaan
Alir pangean tepian raja

Di kampar tanah semenanjung
Mengumbut padi mengalas rotan
Menimang anak dan keturunan
Di pinggir air tiris kuok bangkinang
Di laras tanah kuantan singingi
Datuk perpatih bergelar bandara jati
Elok memimpin elok negeri
Berputri tiga, sibesi kelopak dan bunga
Patih nan bertiga pagar negeri

Puak berbagi di talang parit
Sibesi dan kelopak dengan talang perigi
Bunga dengan talang durian cacar
Di kelayang bumi berkembang
Tanah bergetar hinggakan dalam
Dari pagi hinggakan petang
Menguras badan membersihkan diri
Tanah kelayang awan mengembang
Bebunga musim di talang durian

Di talang tujuh buahtangga
Meretas anak talang selantai
Talang parit dan talang sungaicina
Di cenaku alam terkembang
Anak keturunan mematut diri
Mencari hutan membela marwah
Membelah bumi di perut kasai
Di talang baligan talang pejangki
Talang gedabu dan cenaku kecil

Hidup berkorong mati bertanah
Berislam menjadi langkah lama
Melayu dan syarak jadi pegangan
Di siambul dan talang takat
Perintah tuhan menjadi beda
Adat memakai syarak nomor dua
Rambut panjang bergigi garang
Bomo dan gawai beranggul tambak
Menghormat roh orang mati

Tradisi mengilir menyembah raja
Datuk di rengat pada bulan haji
Subuh ramadhan untuk bersukaria
Menghindar diri termakan sumpah;
Ke atas ndak bepucuk,
Ke bawah ndak beurat,
Di tengah dilarik kumbang
Hidup dan mati
Hanya sisa sisa

Dunia tuha adalah alam gaib
Menerang gelap hati membelah
Sembilan batang gangsal,
Sepuluh jan denalah
Denalah pasak melintang,
Sembilan batin cenaku
Sepuluh jan anak talang,
Anak talang tagas binting aduan
Berinduk mamak ke tiga balai

Pemimpin adalah patih berinduk
Patih baginda patih nan sabatang
Dari keturunan si kelopak
Si besi dan si bunga
Lahirlah maharaja mahkota
Beribu ke pagaruyung
Berbapak ke indragiri
Beraja ke sultan rengat
Bermula korong di sungai reteh.

Airmolek, 09.2016

___________________________

Penulis puisi DHENI KURNIA; Lahir di Airmolek, Indragiri Hulu, Riau. Sastrawan dan Wartawan Indonesia ini, memenangkan Buku Puisi Terbaik pada HPI (Hari Puisi Indonesia) 2018 dengan judul BUNATIN. Sedang Buku Mantra Puisi Roh Pekasih, juga masuk Buku Unggulan di HPI 2017. Sedang buku Olang 2, mendapat penghargaan dari University Sultan Azlan Syah (USAS) , Perak, Malaysia

Sebagai Wartawan, pernah menjadi Wakil Ketua PWI Jambi (2000-2005), Ketua PWI Riau 2007-2017 (dua priode). Saat ini dipercaya pula menjadi Ketua JMSI (Jaringan Media Siber Indonesia) Riau priode 2020-2025.

Pernah membacakan puisi dan membawa kesenian Talang Mamak, Inhu, ke beberapa negara ASEAN, Amerika Serikat, China dan beberapa negara di Eropa.

Puisi Suku Tuha diciptakan tahun 2016, berkisah tentang sejarah dan falsafah Suku Talang Mamak di Indragiri Hulu, Riau, yang diperkirakan sudah ada di Indragiri pada abad-abad Sebelum Masehi.