PELITARIAU - Setelah kericuhan yang terjadi di Capitol, Kongres AS sekarang kembali melanjutkan sesi bersama dan terus menghitung suara Electoral College.

Jadi, bagaimana proses ini berlangsung?

Anggota DPR dan Senat akan bertemu di majelis DPR. Presiden Senat, yaitu Wakil Presiden Mike Pence, akan memimpin sesi dan suara elektoral akan dibacakan dan dihitung dalam urutan abjad oleh dua orang yang ditunjuk masing-masing dari DPR dan Senat.

Mereka kemudian akan memberikan penghitungannya kepada Pence, yang akan mengumumkan hasilnya dan mendengarkan keberatan. Jika tidak ada keberatan maka presiden terpilih akan diresmikan.

Sebaliknya, jika ada keberatan, DPR dan Senat mempertimbangkannya secara terpisah untuk memutuskan bagaimana menghitung suara tersebut.

Total ada 538 suara elektoral - satu untuk setiap anggota kongres dan senator, ditambah tiga untuk Washington, DC.

Jika tidak ada kandidat yang mendapatkan suara mayoritas (yang berjumlah 270) maka 435 anggota DPR yang memutuskan pemilihan.

Setiap negara bagian mendapat suara. Jadi meski ada lebih banyak Demokrat di DPR, Partai Republik mengontrol lebih banyak delegasi negara, jadi ada kemungkinan DPR bisa memilih Trump meski ada mayoritas Demokrat.

DPR memiliki waktu hingga tengah hari pada 20 Januari untuk memilih Presiden. Jika mereka tidak bisa, maka wakil presiden atau orang berikutnya yang memenuhi syarat akan menduduki gedung putih.

Perhitungan suara saat ini diharapkan akan berlangsung lebih lama dari biasanya, karena tindakan pencegahan keamanan telah diberlakukan untuk melindungi anggota Kongres di tengah ancaman pandemi.

Sejak menyebarnya virus corona, DPR dan Senat sama-sama berusaha membatasi jumlah anggota yang berkumpul selama pemungutan suara.

Di DPR, pemungutan suara dilakukan dengan mengizinkan semua anggota untuk memberikan suara pada satu waktu. Di Senat, prosesnya akan lebih lama untuk mencegah kerumunan. **prc4

sumber: bukamatanews