Harga BBM Turun, Harga Beras Solok di Inhu Masih Mencapai Rp 13.500 Per-Kg

Jumat, 09 Januari 2015

Ajo Nurdin (50) Pedagang sate yang kerap mangkal di Japura mengeluhkan harga beras solok sebagai bahan baku untuk membuat lontong sate. ** Doni

PELITARIAU, Rengat - Harga beras di pasaran masih tetap mahal, meski Bahan Bakar Minyak (BBM) sudah turun, beras yang di gunakan membuat lontong atau Ketupat yang di pergunakan untuk kelengpan hidangan sate, adalah beras Kota solok yang di datangkan dari Sumaterat Barat (Sumbar).

Sebelum kenaikan BBM, harga beras Solok berkisaran Rp 10.100 per 1 Kilo gram (Kg), stelah kenaikan BBM, harga beras Solok jauh meningkat lebih mahal menjadi Rp 13. 500, dan hingga sampai detik ini harga beras Solok masih tetap mahal, walaupun harga BBM sudah turun.

Pedagang sate yang biasa mangkal di kawasan Desa Japura Kecamatan Lirik, Kabupaten Indragiri Hulu (inhu)- Riau, Ajo Nurdin (50), mengeluhkan masih mahalnya harga beras solok yang digunakannya sebagai bahan baku untuk membuat lontong. "Walaupun harga beras solok masih mahal, belum turun-turun juga, saya tetap menjual satu porsi sate dengan harga Rp 10.000," kata Ajo Nurdin berbincang dengan pelitariau.com Kamis (8/1) malam.

Turun dan naiknya harga BBM, Ajo Nurdin tidak menaikan harga sate yang dijualnya persatu porsi karena, harga daging ayam yang di belinya sebagai bahan pokok untuk penjualan sate tetap setabil dan tidak ada kenaikan harga, dengan stabilnya harga daging ayam maka, kesempatan itu dia pergunakan untuk menstabilkan harga sate padang yang dijualnya.

"Sampai sekrang ini, harga beras solok memang masih mahal tapi, Kalo harga Ayam per satu kilo stabil dengan harga Rp 22.000 per satu  kilo pada saat bbm naik maupun turun, harga daging ayam tetap stabil,"ujar Ajo.

Mahalnya harga beras solok sedikit dikeluhkan Ajo, namun demikian, Ajo sangat berharap agar, Pemerintah daerah secepat mungkin untuk menstabilkan harganya. "Jualan satenya ya masih normal, saya berharap harga beras solok bisa turun menyusul turunya harga BBM," harap Ajo yang mengaku sudah lama berjualan sate di Japura.***


Penulis : Doni Ruby Saputra