Empat Bulan Menghilang, Laporan Warga Pelalawan Tidak Digubris Polisi

Selasa, 30 Desember 2014

PELITARIAU, Kerinci - Malang benar nasib seorang ibu bernama Muntia (50). Pasalnya, anaknya yang bernama Hengki telah hilang selama empat (4) bulan, dan keberadaannya sampai kini tak tahu dimana,apakah masih hidup atau sudah mati.

 

Ironisnya lagi, Muntia sudah dua kali melaporkan kehilangan anaknya ini ke Polsek Kampar Kiri dan Polres Pelalawan, namun sampai saat ini laporannya tak ada ditindaklanjuti.

Itulah yang terungkap dari pengakuan Muntia (50) yang sengaja mendatangi Media Center Pelalawan guna mengadukan hal ini pada sejumlah wartawan yang sehari-hari bertugas di lingkungan Pemkab Pelalawan, Senin (29/12). Menurutnya, anaknya yang bernama Hengki (26) itu sudah empat bulan menghilang.

"Yang bikin saya jadi tambah biangung tak karuan, karena kawan akrab anak saya itu, Tompel atau Rinton Chandra, malah ditemukan tewas mengenaskan, ditepi jalan dusun III Tasik Indah Desa Segati Kecamatan Langgam tanggal 6 September lalu," ujar Muntia yang tak bisa menahan isak tangisnya. 

Muntia menceritakan bahwa awalnya pada tanggal 5 September ada tiga orang mendatangi Hengki meminta diantarkan ke Gunung Sari. Bahkan Mutia pada saat itu, mengingat tiga orang yang meminta bantuan itu salah satunya bernama Jaya.

"Saya ingat, ada tiga orang sehari sebelum kepergian Hengki, ada tiga orang. Salah seorang diantaranya saya ingat wajah dan namanya Jaya," papar Mutia.

Keesokan harinya, tanggal 6 September, berangkatlah putranya itu bersama tiga orang yang meminta bantuan ke putranya itu untuk diantar ke Desa Gunung Sari Kecamatan Gunung Sahilan Kabupaten Kampar. Saat itu, mereka menggunakan mobil Avanza warna abu-abu metalik, dengan nopol BM 1451 CK yang dipinjamkan dari keluarganya.

Sebelum meninggalkan rumah, korban sempat menelepon orang tuanya, bahwa dirinya sudah dalam perjalanan menuju tujuan. "Ibu saya ini sudah dalam perjalan mengantarkan sewa. Ini sudah diponton Langgam," jelas Mutia mengulangi penuturan putranya.

Namun entah ada kejadian apa, sambungnya, tiba-tiba keesokan harinya, dirinya mendengar kabar bahwa Rinto Candra alias Tompel ditemukan tewas mengenaskan dipinggir jalan. Sementara anaknya yang bernama Hengki malah tak diketahui kabarnya hingga sekarang ini.

Namun anehnya, sejak peristiwa itu, Mutia sering mendapatkan SMS dari seseorang yang mengaku menyandra anaknya. "Sejak peristiwa kehilangan Hengki, saya mendapatkan SMS, seolah-olah SMS itu Hengki masih hidup dan disandera," ujar Mutia.

Sejak peristiwa ini, tambah Mutia, dirinya sudah membuat laporan polisi. Bahkan dia membuat laporan di dua Polsek berbeda. Pertama di Polsek Kampar Kiri dan Polres Kabupaten Pelalawan. Namun sayang, laporan tersebut tidak ditindak lanjut oleh pihak kepolisian.

"Saya ini orang miskin, tak punya apa-apa. Namun ketika saya membuat laporan ke polisi namun tidak respon pak polisi," tandasnya.

Ditambahkannya, kini dirinya berharap, agar putranya diketahui keberadaannya hidup atau mati. "Yang pasti, saat ini bisa ditemukan anak saya ditemukan kabarnya. Apakah dia terlibat atau tidaknya, namun ditemukan dulu," tutupnya. (kor. htl)

 

Editorial: rio ahmad