Tim Pengabdian UR Lakukan Lokakarya di Kelurahan Mentangor

Jumat, 21 Agustus 2020

Tim Pengabdian (UR) Melakukan Lokakarya di Aula Kantor Kelurahan Mentangor

PELITARIAU, Pekanbaru - Tim Pengabdian Universitas Riau (UR) Melakukan Lokakarya di Aula Kantor Kelurahan Mentangor, Kecamatan Tenayan Raya, Kota Pekanbaru, Lokakarya ini merupakan kegiatan presentasi dan pelaporan kegiatan selama pengabdian, Selasa, (18/08/2020). 

Kegiatan ini dihadiri langsung oleh Lurah Mentangor, Bismihayati, SH Selain itu kegiatan ini juga di hadiri oleh Dra. Andi Dahliaty MS dan Halida Sophia, M.Si

sebagai dosen pembimbing lapangan, Ketua RT 2, Ketua RW 12 dan beberapa warga serta mahasiswa Pengabdian. 

Lokakarya dimulai pada pukul 2 siang. Dibuka dengan pembacaan ayat suci Al-Quran, dan dilanjutkan dengan kata sambutan oleh Lurah, kata sambutan Ketua RW 12, kata sambutan RT 2, dan Dosen Pembimbing lapangan.

Selanjutnya kegiatan lokakarya dilanjutkan dengan penyampaian materi dan pelaporan kegiatan selama pengabdian. Olo Chris Simada Pandia dan Eka Suryani sebagai pembicara menjelaskan beberapa program yang telah berhasil dilaksanakan di perumahan putri indah kulim sebagai tempat dilaksanakannya Pengabdian. 

Program tersebut diantaranya pembuatan lubang resapan biopori di rumah warga, pembuatan akuaponik, pembuatan vertikultur, pembuatan tempat budidaya Black Soldier Fly dan pembagian bibit tanaman TOGA. Setelah penyampaian materi dan pelaporan kegiatan pengabdian selesai dilakukan sesi tanya jawab antara tim pengabdian dan peserta lokakarya. Binsar, mahasiswa pengabdian tim 

lainnya bertanya tentang masalah-masalah yang dihadapi selama penerapan biopori dan bagaimana cara membuat lubang resapan biopori supaya manfaat yang didapatkan maksimal.

Hal tersebut di jawab oleh Olo Chris Simada Pandia, Masalah yang dihadapi tim mereka adalah ketidak tahuan masyarakat tentang lubang resapan biopori sehingga menimbulkan ketakutan masyarakat untuk mengaplikasikannya di rumahnya masing-masing. 

Namun setelah dilakukan sosialisasi dan menjelaskan kepada masyarakat tentang bagaimana cara kerja lubang resapan biopori dan seberapa aman lubang resapan biopori masalah tersebut dapat diatasi. 

Kemudian Olo Chris meneruskan menjawab pertanyaan tentang bagaimana cara membuat lubang resapan biopori supaya memberikan manfaat yang maksimal. Hal utama yang harus dilakukan adalah menentukan posisi lubang resapan biopori, yaitu daerah yang terbiasa tergenang air dan bukan merupakan daerah yang sering dilalui untuk kegiatan sehari-hari, hal ini bertujuan untuk menghindari kecelakaan. 

Untuk menentukan jumlah lubang resapan biopori Olo Chris menjelaskan bahwa dibutuhkan beberapa analisa seperti analisa curah hujan dan jumlah air limpasan, analisa jenis tanah dan analisa kepadatan bangunan, namun dari beberapa penelitian sebelumnya jumlah lubang yang dibutuhkan untuk setiap 100 m2 luas lahan dibutuhkan 25-30 lubang resapan biopori.

Kegiatan ini sangat tertib dan jelas. Penyampaian yang diberikan mudah dipahami sehingga tidak membutuhkan waktu lama dalam penyampaian materi pelaporan selama pengabdian. 

Lokakarya ditutup dengan pesan dan kesan salah satu warga Putri Indah Kulim. Ia mengatakan dengan adanya pengabdian ini bertambahnya wawasan masyarakat tentang Lubang resapan biopori, akuaponik, vertikultur, dan lalat Black Soldier Fly. **Prc1