DPRD Pekanbaru Belum Tahu Pemko Wacanakan Sekolah Tatap Muka

Selasa, 04 Agustus 2020

H. Suherman, anggota Komisi III DPRD Kota Pekanbaru

PELITARIAU, Pekanbaru - DPRD Kota Pekanbaru belum mengetahui adanya wacana dari Pemerintah Kota (Pemko) Pekanbaru yang akan kembali memulai aktivitas belajar mengajar dengan cara belajar tatap muka, aktivitas belajar mengajar ini sendiri direncanakan akan dimulai pada awal bulan Agustus ini.

"Secara formal belum ada pemberitahuan kepada kita (DPRD), karena di Komisi III kan membidangi pendidikan. Makanya saya kaget pas ada pertanyaan seperti itu," cakap H. Suherman, anggota Komisi III DPRD Kota Pekanbaru, Selasa (04/08/2020).


Untuk informasi awal menganai konsep awal seperti sekolah tiga hari sekali dan jumlah dalam satu ruangan dibagi menjadi dua, rencana itu sejatinya sudah didengar oleh Komisi III DPRD Kota Pekanbaru.


"Namun tindak lanjut jadi atau tidaknya sekolah dibuka kembali belum dapat informasi jadi atau tidaknya anak didik kita diberi pelajaran kembali, seharusnya kami harus dikasih tahu karena kami kan mitra Dinas Pendidikan," jelasnya.


Kendati demikian, melihat angka jumlah masyarakat yang terinfeksi Covid-19 di Kota Pekanbaru yang kembali meningkat. Politisi senior Hanura ini meminta kepada Pemko Pekanbaru untuk menunda terlebih dahulu proses pembelajaran tatap muka dan kembali meningkatkan proses pembelajaran jarak jauh atau secara online.


Diberitakan sebelumnya, Pemerintah Kota (Pemko) Pekanbaru melalui Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Pekanbaru wacanakan aktivitas tatap muka di sekolah bulan Agustus. Konsepnya belajar di sekolah dilakukan sekali dalam seminggu.


Konsep itu berlaku untuk peserta didik SD/MI dan SMP/MTs di Kota Pekanbaru. Pelaksana tugas Kepala Disdik Kota Pekanbaru Ismardi Ilyas mengatakan, saat ini standar operasional prosedur (SOP) konsep tersebut sudah rampung dan disampaikan kepada Walikota Pekanbaru Dr Firdaus MT.


"SOP itu sudah kita bahas bersama antara Disdik, Kemenag, Bappeda, Inspektorat, Litbang dan Diskes Pekanbaru. Draftnya sudah rampung dan hari ini sudah kita sampaikan ke pak wali, nanti pak wali menyampaikannya kepada Kementrian Agama dan Kemendikbud untuk meminta persetujuan. Kalau sudah diizinkan, kita rencanakan 3 Agustus dimulai," kata Ismardi Ilyas, Selasa (28/7/2020).


Ia menjelaskan, di dalam konsep itu peserta didik akan dipecah menjadi dua kelompok dalam satu kelas. Ia mencontohkan, satu kelompok akan masuk kelas hari pada hari Senin, dan satu kelompok lagi pada hari Kamis.


"Misalnya dalam satu kelas ada 36 siswa, maka 18 siswa masuk hari Senin dan 18 siswa lagi masuk hari Kamis. Bangkunya akan kita beri jarak, dan penerapan protokol kesehatan harus tetap dilaksanakan," jelasnya.


Soal pembelajaran, sambungnya, sekolah hanya fokus kepada pembelajaran yang sulit dianalisa oleh orangtua. Sebab, latar belakang pendidikan orangtua peserta didik tidak sama.


"Itu fokus kepada pelajaran yang dianalisa berat dilakukan orangtua. Karena orang tua itukan latar belakang pendidikannya berbeda, ada yang tidak tamat SD, ada yang sibuk cari uang," jelasnya. **prc4


sumber: cakaplah