Puskesmas Ditutup, Pakar Kesehatan: Kita akan Alami Ledakan Jumlah Pasien C-19

Kamis, 30 Juli 2020

Pengumuman di pagar masuk Puskesmas di Bener Meriah. Foto: fauzi/ajnn.net.

PELITARIAU - Manajemen Puskesmas Simpang Tiga Redelong menghentikan operasional pusat kesehatan tersebut setelah seorang tenaga medis mereka tertular covid-19. Layanan hanya dibuka untuk pasien gawat darurat.

Hingga saat ini, belum ada keterangan resmi mengenai penutupan puskesmas tersebut serta pasien. “Segera diinformasikan, sebentar lagi akan dilaksanakan rapat bersama di Aula Setdakab Bener Meriah,” ujar Wakil Jubir Gugus Tugas Covid-19 kabupaten Bener, Wahidi, Rabu, 29 Juli 2020.


Pemerhati kebijakan publik, Nasrul Zaman, mengatakan kejadian di Bener Meriah adalah bukti kelalaian Aceh dalam menangani penyebaran virus. Saat ini, para tenaga medis di seluruh Aceh bekerja tanpa dilengkapi “senjata” memadai.


Harusnya, kata Nasrul, Pemerintah Aceh memastikan jumlah kebutuhan alat pelindung diri mencukupi untuk para tenaga medis selama masa pandemi. Terutama di zona kuning pandemi corona.


APD yang disediakan juga harus sesuai dengan standar Badan Kesehatan Dunia (WHO). Banyak kasus petugas medis terpapar, kata Nasrul, karena mereka menggunakan alat pelindung di bawah standar.


“Menggunakan alat di bawah standar WHO adalah sebuah kesalahan mendasar. Kita tidak bisa menyebut mereka tertular di tempat lain untuk menutup-nutupi fakta bahwa alat yang tersedia di pusat kesehatan tidak layak,” kata Nasrul.


Tanpa upaya serius, kata Nasrul, akan terjadi ledakan kasus corona yang tidak akan mampu ditangani oleh Pemerintah Aceh. Nasrul juga meminta agar alat yang dibeli bukan sekadar proyek. Pemerintah Aceh, kata Nasrul, juga tak perlu membuang-buang uang hanya untuk membeli alat rapid tes yang akurasinya jauh di bawah standar. **prc4

sumber: rmolaceh