DPR Kritik Tito Anggarkan Rp168 Miliar untuk Lomba New Normal

Selasa, 23 Juni 2020

Mendagri Tito Karnavian saat pemberian penghargaan Swasti Saba Kab/Kota Sehat 2019, di Kementerian Dalam Negeri. Jakarta, Selasa, 19 November 2019. CNNIndonesia/Adhi Wicaksono.

PELITARIAU, Jakarta - Wakil Ketua Komisi II DPR Fraksi NasDem Saan Mustopa mengkritik Mendagri Tito Karnavian yang menggagas lomba video new normal dengan total hadiah sebesar Rp168 miliar.

Alih-alih menganggarkan dana hingga ratusan miliar untuk lomba video, Saan menilai Tito lebih baik fokus dalam persiapan penyelenggaraan Pilkada Serentak 2020 di tengah pandemi virus corona.


"Lebih baik misalnya dana-dana seperti itu ya dialokasikan, apalagi Pak Mendagri sekarang kan lagi punya pekerjaan besar yaitu terkait dengan Pilkada di tengah pandemi," kata Saan saat dihubungi CNNIndonesia.com, Senin (22/6/2020).


Saan menilai anggaran tersebut bisa dipakai untuk daerah-daerah yang masih bergelut dengan pandemi corona tetapi juga harus menyiapkan pelaksanaan Pilkada 2020. Menurutnya, pemerintah daerah yang bersangkutan membutuhkan banyak hal.


"Ini menurut saya bukan saatnya untuk membikin lomba seperti itu ya lebih baik dicek aja ke lapangan pak Mendagri bikin tim untuk cek ke lapangan daerah yang sudah new normal keadaan sesungguhnya gimana. Daripada lewat video saja," kata dia.


Sebelumnya, Kemendagri menggelar lomba simulasi tatanan normal baru atau new normal pandemi virus corona. Anggaran Rp168 miliar digelontorkan sebagai hadiah bagi 84 pemda pemenang.


Dalam lomba itu, Kemendagri memberi Rp3 miliar untuk pemenang pertama, Rp2 miliar untuk pemenang kedua, dan Rp1 miliar untuk pemenang ketiga.


Dana yang dipakai Kemendagri berasal dari Dana Insentif Daerah (DID). DID bisa dipakai untuk memberikan penghargaan kepada pemerintah daerah berkinerja baik.


Di antaranya dalam hal mengelola keuangan dan kesehatan fiskal daerah, pelayanan dasar masyarakat, peningkatan perekonomian dan kesejahteraan masyarakat. **prc4


Berikut daftar pemenang Lomba Inovasi Daerah Tatanan Normal Baru Produktif dan Aman Covid-19:

 

A. Sektor Transportasi Umum

 

Klaster Provinsi:

 

1. Jawa Timur

 

2. Bali

 

3. Kalimantan Tengah

 

Klaster Kota

 

1. Bengkulu

 

2. Banda Aceh

 

3. Semarang

 

Klaster Kabupaten

 

1. Sintang

 

2. Tegal

 

3. Tapanuli Utara

 

Klaster Kabupaten Tertinggal

 

1. Jayawijaya

 

2. Seram Bagian Barat

 

3. Kepulauan Sula

 

B. Sektor Tempat Wisata

 

Klaster Provinsi

 

1. Jawa Tengah

 

2. Jawa Timur

 

3. Sulawesi Selatan

 

Klaster Kota

 

1. Semarang

 

2. Bogor

 

3. Pare-pare

 

Klaster Kabupaten

 

1. Sintang

 

2. Gunung Kidul

 

3. Trenggalek

 

Klaster Kabupaten Tertinggal

 

1. Sigi

 

2. Rote Ndao

 

3. Seram Bagian Barat

 

C. Sektor Pelayanan Terpadu Satu Pintu

 

Klaster Provinsi

 

1. Sulawesi Tengah

 

2. Kalimamtan Utara

 

3. Jawa Tengah

 

Klaster Kota

 

1. Bekasi

 

2. Bandung

 

3. Surabaya

 

Klaster Kabupaten

 

1. Trenggalek

 

2. Sinjai

 

3. Situbondo

 

Klaster Kabupaten Tertinggal

 

1. Nias

 

2. Seram Bagian Barat

 

3. Sumba Barat

 

D. Sektor Hotel

 

Klaster Provinsi

 

1. Jambi

 

2. Kalimantan Utara

 

3. Sulawesi Selatan

 

Klaster Kota

 

1. Pekanbaru

 

2. Surabaya

 

3. Semarang

 

Klaster Kabupaten

 

1. Trenggalek

 

2. Kebumen

 

3. Sintang

 

Klaster Kabupaten Tertinggal

 

1. Sumba Barat Daya

 

2. Seram Bagian Barat

 

3. Tojo Una-una


E. Sektor Restoran

 

Klaster Provinsi

 

1. Lampung

 

2. D.I. Yogyakarta

 

3. Jambi

 

Klaster Kota

 

1. Bogor

 

2. Tangerang

 

3. Jambi

 

Klaster Kabupaten

 

1. Trenggalek

 

2. Tabalong

 

3. Lumajang

 

Klaster Kabupaten Tertinggal

 

1. Sumba Barat Daya

 

2. Sumba Barat

 

3. Seram Bagian Barat

 

F. Sektor Pasar Modern

 

Klaster Provinsi

 

1. Jawa Timur

 

2. Lampung

 

3. D.I. Yogyakarta

 

Klaster Kota

 

1. Bogor

 

2. Sukabumi

 

3. Semarang

 

Klaster Kabupaten

 

1. Aceh Tamiang

 

2. Kebumen

 

3. Tulungagung

 

Klaster Kabupaten Tertinggal

 

1. Seram Bagian Barat

 

2. Belu

 

3. Nias

 

G. Sektor Pasar Tradisional

 

Klaster Provinsi

 

1. Bali

 

2. Sulawesi Selatan

 

3. Lampung

 

Klaster Kota

 

1. Bogor

 

2. Semarang

 

3. Palembang

 

Klaster Kabupaten

 

1. Banyumas

 

2. Lumajang

 

3. Semarang

 

Klaster Kabupaten Tertinggal

 

1. Limbata

 

2. Seram Bagian Barat

 

 

3. Pesisir Barat

sumber: cnnindonesia