Penetapan Hari Juang Kartika Dari Keberhasilan TKR Dalam Pertempuran Ambarawa

Selasa, 16 Desember 2014

Danrem dan Bupati Inhu foto bersama

PELITARIAU, Rengat-Penetapan tanggal 15 Desember sebagai Hari Juang Kartika berangkat dari keberhasilan Tentara Keamanan Rakyat (TKR). Saat terjadi pertempuran di Ambarawa melawan Belanda di bawah pimpinan Jenderal Sudirman berhasil menang.

 

Sedangkan 19 Desember sebagai Hari Bela Negara, berangkat dari atas peran Pemerintahan Darurat Republik Indonesia (PDRI) yang dibentuk di Bukit Tinggi Sumatra Barat. Setelah pusat ibu kota di kuasai penjajah Belanda dan perjuangan terus dilanjutkan.

 

Demikian diungkapkan Danrem 031/Wirabima Brigjen TNI Prihadi Agus Irianto pada acara sarasehan dalam rangka peringatan Hari Juang Kartika dan Hari Bela Negara, Selasa (16/12) di Gedung Dewan Kesenian Indragiri Rengat.

 

Diungkapkannya  perjuangan dalam merebut kemerdekaan Indonesia bukan semata-mata kemerdekaan yang diraih para tentara-tentara Indonesia melainkan kemerdekaan yang diraih bersama rakyat Indonesia. Maka dari itu, sejak dulu hingga kini TNI tetap mempertahankan semboyannya ”Bersama Rakyat TNI Kuat” dan jika membandingkan kemiliteran dari negara-negara lain, hanya TNI lah yang memiliki semboyan tersebut.

 

Melalui Peringatan Hari Juang Kartika dan Hari Bela Negara tahun 2014 ini, beliau atas nama TNI mengajak masyarakat untuk menjadikan TNI sebagai sahabat dan mitra dalam mengisi kemerdekaan bangsa Indonesia khususnya di Kabupaten Indragiri Hulu.

 

Bupati Inhu H. Yopi Arianto, SE menyampaikan terima kasihnya kepada TNI yang telah memberikan kesempatan dalam penyelenggaraan peringatan Hari Bela Negara dan Juang Kartika tahun 2014 ini di Kabupaten Indragiri Hulu. Sebagai akhir dan penutup dari rangkaian acara sarasehan pada hari itu, Danrem 031/Wirabima Brigjen TNI Prihadi Agus Irianto dan Bupati Inhu H. Yopi Arianto, SE menyerahkan penghargaan dan cinderamata kepada Ninik Turaijah Tulus anak Bupati Tulus yang tewas ditembak Belanda. (cr. rio)

 

Editorial: rio ahmad