Sebelum Corona, BPS Catat Pengangguran 6,88 Juta per Februari

Selasa, 05 Mei 2020

PELITARIAU, Jakarta - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat jumlah pengangguran di Indonesia tembus 6,88 juta orang pada Februari 2020. Jumlah itu bertambah 60 ribu orang dibanding periode yang sama tahun lalu. Realisasi ini juga terjadi sebelum pandemi virus Corona di dalam negeri.

Kepala BPS Suhariyanto mengatakan tingkat pengangguran pada Februari 2020 tercatat sebesar 4,9 persen. Angka tersebut turun tipis dibandingkan Februari 2019 yang sebesar 5,01 persen.

"Ini sangat flat (stagnan) sekali kalau dibanding pattern (pola) sebelumnya," ujarnya melalui video conference, Selasa (5/5).

Berdasarkan wilayahnya, tingkat pengangguran tertinggi tercatat di Banten, yakni 8,01 persen. Angka itu naik dari Februari 2019, yaitu 7,58 persen.

Disusul Papua Barat sebesar 6,20 persen, Sulawesi Selatan 6,07 persen, Sulawesi Utara 5,57 persen, Jawa Tengah 4,15 persen, Yogyakarta 3,38 persen, dan Bangka Belitung 3,41 persen.

"Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) terendah di Provinsi Bali sebesar 1,21 persen," kata Suhariyanto.

Pengangguran paling banyak berasal justru dari usia muda, yakni 15-24 tahun sebesar 16,28 persen. Lalu, pengangguran terendah dari kelompok usia 60 tahun hanya 1,08 persen.

"Bisa disadari mereka baru lulus dan masih dalam mencari kerja, sehingga pengangguran tertinggi di kelompok usia muda," jelasnya.

BPS mencatat pengangguran di perkotaan berkurang dari 6,3 persen menjadi 6,15 persen. Sebaliknya, pengangguran di pedesaan naik dari 3,45 persen menjadi 3,55 persen.

"Namun, kondisi ketenagakerjaan Indonesia ini posisi Februari 2020 sebelum pemerintah mengumumkan temuan pandemi covid-2020 di Indonesia," jelasnya.

Ia mengungkap terjadi penurunan pekerja di beberapa sub sektor, meliputi perdagangan besar dan eceran, industri pengolahan, transportasi dan pergudangan, dan penyediaan akomodasi, makanan dan minuman.

"Terdapat beberapa provinsi dengan destinasi wisata tingkat penganggurannya naik," imbuh Suhariyanto.

Sebelumnya, Kementerian Ketenagakerjaan mencatat jumlah pekerja yang terkena pemutusan hubungan kerja (PHK), termasuk yang dirumahkan di tengah pandemi covid-19 sejauh ini mencapai 2,9 juta orang

Menteri Ketenagakerjaan Ida Fauziyah menuturkan jumlah tersebut terdiri dari 1,7 juta orang yang sudah terdata dan 1,2 juta orang yang masih dalam proses validasi data.

Rinciannya, pekerja formal yang terkena PHK 375.165 orang, pekerja formal yang dirumahkan 1,32 juta orang, pekerja informal yang terdampak sebanyak 314.883 orang.

"Jadi total 1.722.958 orang yang terdata secara baik. Ada ada 1,2 juta yang akan terus kami lakukan validasi datanya," tandasnya belum lama ini. **prc4

sumber: cnnindonesia