Pemerintah Diminta Waspadai Ketersediaan 5 Bahan Pangan ini Jelang Ramadan

Selasa, 21 April 2020

Sarman Simanjorang.

PELITARIAU, DKI Jakarta - Ketua Umum DPD Himpunan Pengusaha Pribumi Indonesia (HIPPI) DKI Jakarta, Sarman Simanjorang, mengatakan ada lima komoditas bahan pangan yang perlu dijaga ketersediaannya jelang Ramadan. Yakni gula, bawang merah dan bombai, daging, minyak goreng dan beras.

"Minggu ini tak terasa akan memasuki bulan Ramadan, di mana konsumsi dan keabutuhan pokok masyarakat akan mulai meningkat sampai dengan Idul Fitri 1441 Hijriah yang jatuh sekitar pada tanggal 24 Mei 2020," kata Sarman kepada liputan6.com, Selasa (21/4).

Dia mengatakan usaha ekstra perlu dilakukan pemerintah dalam menjaga ketersediaan karena kehadiran virus corona. "Hal itu memang sesuatu yang kita harapkan terlebih dalan situasi seperti ini masyarakat kita jangan lagi dibebani dengan isu harga pokok pangan yang bergejolak akibat dari stok yang kurang dan jalur distribusi yang tersendat," ujarnya.

Maka dari itu, perlu untuk melakukan pengecekan berkala akan ketersediaan bahan pangan, khususnya yang berpotensi bergejolak akibat dari permintaan yang tinggi. "Saat ini memang hannya gula dan bawang merah dan bombai yang harganya masih sedikit tinggi yang lain relatif masih normal," katanya.

Pihaknya menyoroti komoditas seperti gula di beberapa pasar masih di harga Rp 20.000 di mana normalnya Rp 12.500. Lalu bawang merah masih di harga Rp 45.000 yang normalnya Rp 30.000 dan bawang bombai di harga Rp 50.000 dari normalnya Rp 35.000.

"Memasuki bulan Ramadan sampai Idul Fitri konsumsi mulai naik dan puncaknya seminggu sebelum Lebaran, pemerintah perlu mewaspadai stok ketersediaan beberapa pokok pangan di atas termasuk dari sisi kelancaran logistik atau jalur distribusinya," ujarnya.

PSBB Buat Permintaan Bahan Pangan Melonjak

Ketersediaan menjadi penting karena sejumlah daerah mulai memberlakukan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB). Seluruh pemerintah daerah akan melakukan pembelanjaan komoditas sembako dalam jumlah besar, untuk disalurkan ke warga yang terkena dampak covid-19.

Dia menyebut DKI Jakarta misalnya, setiap minggu menyalurkan paket sembako mencapai 1,2 juta paket dan akan diikuti 8 Kabupaten/kota lainnya. Ini perlu dihitung secara cermat oleh pemerintah karena pada saat bersamaan belanja masyarakat se-Jabodetabek yang tidak mendapat bantuan sembako juga akan mulai naik.

"Artinya belanja kebutuhan pemerintah dan kebutuhan masyarakat harus dipastikan kelancaran pasokan dan kelancaran logistiknya, sehingga dapat menjaga psikologi pasar untuk tetap positif dan harga tidak bergejolak," katanya.

Mengingat pasokan berbagai kebutuhan pokok pangan di Jakarta dan sekitarnya 98 persen berasal dari luar Jakarta dan impor. Maka dari itu semakin dekatnya bulan Ramadan dan Idul Fitri, dia menegaskan pemerintah harus benar benar memastikan bahwa berapapun kebutuhan pasar akan aman dari sisi pasokan, stok dan jalur distribusinya. **Prc5

sumber: liputan6.com