Awal Tahun 2020, Tiga Desa di Meranti Membara

Jumat, 10 Januari 2020

Kalaksa Idris,M.Si foto bersama (atas) saat memadamkan api di lokasi kebakaran ( bawah)

PELITARIAU, Meranti - Awal tahun 2020, Karhutla di wilayah Kabupaten Kepulauan Meranti kembali muncul. Padahal masih segar dalam ingatan pada 2019 lalu 569 hektar lahan di daerah ini ludes terbakar.

Kebakaran pertama terjadi pada Minggu 5 Januari lalu berada di dua desa. Dimana satu titik api di Desa Mantiasa Kecamatan Tebingtinggi Barat dan dua titik lainnya di Desa Topang Kecamatan Rangsang, namun kebakaran tersebut sudah bisa diatasi.

Kondisi tersebut dibeberkan oleh Kasi Pemadam Kebakaran Permukiman Penduduk dan Gedung BPBD Kabupaten Kepulauan Meranti, Eko Setiawan.

"Iya ada. Namun levelnya masih kecil sehingga tidak terdeteksi oleh aplikasi satelit pendeteksi titik api,"ungkapnya. 

Diceritakan Eko, status titik api secara keseluruhan sudah padam. Karena atensi Satgas dalam antisipasi titik api mulai dari level terendah mengingat saat ini cuaca di Kepuluan Meranti telah masuk pada fase musim kemarau.

"Lahan yang terbakar itu tidak luas juga, statusnya lahan semak belukar. Kalau digabung hampir satu hektar," ujarnya. Sementara itu, karhutla kembali melanda kawasan hutan lindung yang berada di perbatasan Desa Gemala Sari dan Desa Penyagun.

Kepala BPBD Meranti Idris ,M.Si melalui Kabid Pencegahan dan Kesiapsiagaan Wiwin Sumutriyanto, SHut, MSi mengatakan kepada awak media ini, "Memang benar telah terjadi kebakaran hutan dan lahan yang terjadi kawasan hutan lindung yang berada di perbatasan Desa Gemala Sari dan Desa Penyagun. Api yang membara pada Kamis (9/1/2020) itu berada di level confidence 70 persen. Segera Setelah mendapat informasi karhutla kami segera mengirimkan regu TRC (Tim Reaksi Cepat) BPBD kelokasi kejadian,beber Wiwin,Jum'at ( 10/1/2020).

Kasi Karhutla dan Kecelakaan, BPBD Kepulauan Meranti, Ekaliptus, mengatakan sebanyak 80 orang dari berbagai unsur yang tergabung dalam Satgas kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) sudah bertungkus- lumus memadamkan api, dan api pun sudah berhasil dipadamkan, saat ini sedang dilakukan proses pendinginan.

"Kebakaran itu tepatnya di perbatasan Desa Penyagun-Gemala Sari. Belum diketahui penyebab kebakarannya karena saat ini sedang dalam proses penyelidikan oleh pihak kepolisian. Untuk luasnya setelah kita hitung menggunakan drone, luas kebakaran itu mencapai 4 hektare," kata Ekaliptus.

Dikatakan, kebakaran itu terjadi di lahan gambut. Api yang terus menjalar itu melahap luas hutan yang merupakan vegatasi semak belukar.

Untuk peralatan pemadam, tim Satgas dibantu oleh alat yang didatangkan dari perusahaan perkebunan setempat, sehingga keberadaan titik api masih terkendali. Dirincikan peralatan yang dibawa diantaranya tiga unit mesin ministrek, Fire hose 1.5 inchi 25 rool W connection 1.5 /1.5 dua unit dan Nozle 1.5 inchi lima unit.

Saat ini Kapolres Kepulauan Meranti, AKBP Taufiq Lukman Nurhidayat SIK MH dan Koramil 02 Tebingtinggi Mayor Inf Irwan sudah berada di lokasi kebakaran guna mengecek penyebab terjadinya kebakaran dan melakukan upaya koordinasi dengan berbagai pihak.

Sementara itu, Kepala Desa Penyagun Edy M. Nur yang dikonfirmasi mengatakan kebakaran yang terjadi saat ini merupakan bekas  kebakaran yang pernah terbakar pada 2014 silam. Kondisi hutan saat ini semak belukar. 

"Kebakaran saat ini merupakan bekas kebakaran yang pernah terjadi pada tahun 2014 lalu," ujarnya singkat. **