Penangkaran Hewan Maggot BSF Dapat Mengatasi Sampah, Ini Keterangan Rusli Syarif

Jumat, 15 November 2019

Foto Rusli Syarif Sebagai Peternak Hewan Maggot

PELITARIAU, Inhu - Banyak cara untuk mengatasi Sampah sisa makanan yang tiap hari dibuang warga tidak pada tempatnya sering kali menjadi bahan perbincangan yang berdampak terhadap kesehatan masyarakat sekitarnya.

Bahkan dominan dibanding jenis lainnya produk limbah rumah tangga solusinya banyak cara dapat dilakukan untuk menguranginya dengan menggunakan bantuan hewan lain seperti Maggot Black Soldier Fly (BSF) alias Larva Lalat Tentara Hitam (LLTH).

Larva lalat jenis ini dikenal memiliki manfaat bagi manusia seperti mampu mereduksi sampah organic, seperti sayur, buah, daun, dan sisa makanan menjadi pupuk.

"Larva tersebut atau yang lebih dikenal dengan sebutan maggot, sangat cocok menjadi pengurai sampah organik dan dapat dikembangbiakkan di rumah karena memiliki nilai ekonomi tinggi," kata Rusli Syarif saat ditemui PelitaRiau.Com di tempat penangkaran Maggot BSF di Sumber Sari Kel Air Molek 1 Kec Pasirpenyu Kab Inhu, Jumat (15/11/2019).

Banyak penelitian yang telah membuktikan efektivitas maggot dalam mereduksi sampah organik. Sampah organik yang dimakan maggot akan menjadi kompos.

Berbeda dari jenis lalat lainnya, BSF amat bersahabat bagi manusia karena dia bukan merupakan vektor penyakit, seperti jenis lalat rumah pada umumnya. Bila populasinya mendominasi sampah organik, maka lalat rumah tak akan bertelur di tempat tersebut.

Kemampuan ini dinilai cocok untuk kurangi masalah sampah organik sejak berada di rumah warga. Tak hanya itu, maggot lalat tentara hitam bisa dijadikan pakan alternatif untuk ikan dan unggas karena memiliki protein tinggi.

"Maggot lalat tentara hitam bernilai ekonomi tinggi. Telur lalat mempunyai harga jual yang tinggi. Selain itu, maggot dapat diolah menjadi maggot beku, maggot kering, tepung maggot, dan lainnya sebagai pakan alternatif protein tinggi untuk ternak, unggas dan ikan," ucapnya.

Bila masyarakat serius untuk mengembangkan teknologi sederhana tersebut optimistis volume sampah di daerah ini dalam beberapa tahun akan menurun, ada beberapa cara lain untuk menekan pembuangan sampah dari rumah, seperti menabung sampah di bank sampah terdekat.

"Teknologi untuk aktivitas 3R (reduce kurangi, reuse - guna ulang, recycle - daur ulang) kita bisa menggunakan teknologi sederhana. Di skala rumah, kita dapat mengolah sampah organik sisa makanan dan dedaunan dengan komposter sederhana atau lubang biopori. Sampah anorganik yang bernilai ekonomis dapat ditabung melalui bank sampah terdekat," katanya.

Selain itu, masyarakat dapat memilah sampah yang bisa digunakan kembali untuk menekan volume sampah di Tempat Penampungan Umum (TPU) atau lautan, karena budaya memilah sampah merupakan salah satu ciri masyarakat modern.

"Rusli berharap Pemkab Inhu supaya membuat program penangkaran tersebut disetiap Rumah Tangga agar tidak membuang sampah sembarangan dengan mensosialisasikan penangkaran Hewan Maggot tersebut ," pungkas Pak Coty dan juga Pengurus LAM Pasirpenyu itu.**(prc3)