Pemkab Meranti Harap Tahun Depan JCH Meranti Lewat Embarkasi Batam Dinilai Lebih Praktis dan Ekonomi

Sabtu, 24 Agustus 2019

Jama'ah haji asal meranti

PELITARIAU, Meranti - Pemerintah Kabupaten Kepulauan Meranti mendapat masukan dari Jemaah Haji dan keluarga yang mengeluhkan proses pemberangkatan dan pemulangan Jemaah Haji Meranti melalui Embarkasi Antara Bandara SSK II Pekanbaru. Disamping lebih jauh perjalanan ibadah haji dari Embarkasi Antara Pekanbaru dinilai sangat melelahkan apalagi bagi jemaah haji yang rata-rata sudah berusia lanjut karena harus ditempuh lewat jalan darat dan laut.

Menyikapi hal itu, Pemerintah Kabupaten Kepulauan Meranti melalui Kepala Bagian Humas dan Protokol Hery Saputra SH, mengaku sangat memahami apa yang dirasakan oleh para Jemaah Haji, menurutnya apa yang diharapkan masyarakat untuk dapat kembali menggunakan Embarkasi Batam sesuai dengan keinginan Pemkab. Meranti namun apa dapat dikata regulasi telah mengaturnya dan suka tidak suka harus diikuti. Kedepan Hery berharap kepada Pemerintah Provinsi dapat mendegarkan aspirasi masyarakat Meranti ini.

"Karena tugas kita sebagai Pemerintah adalah untuk memudahkan urusan masyarakat, bagaimana masyarakat merasa nyaman dengan regulasi atau kebijakan yang kita buat bukan sebaliknya," jelas Hery.

Seperti diketahui, akibat diberlakukannya pemberangkatan Jemaah Haji Meranti melalui Embarkasi Antara Pekanbaru jarak tempuh yang dilalui oleh para Jemaah Haji semakin jauh dan transit terlebih dahulu karena harus melalui jalur laut speed ukuran kecil dan jalur darat menggunakan Bus dengan total waktu tempuh 5 jam. Yang paling parah dan sangat menguras stamina Jemaah Haji adalah transportasi darat dari Pelabuhan Buton Siak menuju Embarkasi Antara Pekanbaru beberapa orang Jemaah Haji bahkan mabuk darat karena tak terbiasa.

"Jika melalui Embarkasi Batam seperti yang selama ini dilakukan jarak tempuh lebih dekat dan hanya sekali jalan sehingga tidak terlalu menguras tenaga Jemaah Haji, disamping itu didalam kapal Fery jauh lebih nyaman karena berukuran besar," jelasnya Hery lagi.

Selain itu pemberlakukan Embarkasi Antara Pekanbaru bagi Jemaah Haji asal Kabupaten Meranti dinilai sangat tidak praktis karena dari Embarkasi Antara Pekanbaru, rombongan Jemaah Haji Meranti dibawa lagi ke Embarkasi Batam setelah itu barulah diberangkatkan ke Madinah. Artinya jadi dua kali kerja.

Masalah tak selesai disitu, seperti yang dialami oleh para Jemaah Haji Meranti yang berasal dari  pulau seberang terpaksa harus menginap semalam di Selatpanjang karena tidak adalagi kapal yang dapat membawa mereka pulang kerumah keluarga.

Ada beberapa Jemaah Haji yang tak sabar ingin berjumpa keluarga terpaksa nekat menggunakan Speed kecil yang jika dikaji dari segi keamanan dan keselamatan sangat beresiko.

"Jadi inilah yang mendasari Pemkab. Meranti untuk tetap memperjuangkan penetapan Embarkasi Batam untuk memberangkatkan Jemaah Haji kita," jelas Hery.

Kedepan untuk pelaksanaan haji, Pemkab. Meranti berharap Pemprov Riau dan Kemenag RI dapat mendengarkan aspirasi dari masyarakat Meranti. Agar jemaah hajinya dapat langsung berangkat melalui embarkasi haji Batam yang dinilai lebih efisien dan ekonomis.

"Tujuannya agar Jemaah Haji yang berusia lanjut tidak kelelahan saat akan berangkat ke embarkasi haji. Jika berangkat dari Selat Panjang ke Batam, hanya memakan waktu sekitar 3 jam perjalanan laut. Sementara, jika ke Pekanbaru memakan waktu 5 jam plus transit," paparnya lagi.

Sekedar informasi, masalah ini juga telah dibawa oleh Pemkab. Meranti ke Kementrian Agama RI selaku penyelengara. Namun sejauh ini Kementrian Agama RI melalui Wasekjend H. Tarmizi Tohor belum bisa memutuskan karena harus dirapatkan dulu. Kepada Kementrian Agama dan pihak Pemprov Riau Pemkab. Meranti sangat berharap aspirasi masyarakat ini dapat diwujudkan. (Humas Pemkab. Meranti).