Hujan Sebabkan Banjir Dalam Kota Pangkalan Kerinci

Rabu, 26 November 2014

Banjir di salah satu jalan dalam kota Pangkalankerinci

PELITARIAU, Kerinci  - Akibat hujan deras yang melanda Riau khususnya Pangkalankerinci pada Senin sore kemarin (24/11), akibatnya sejumlah ruas jalan di Ibukota Kabupaten Pelalawan mengalami kebanjiran. Bahkan warga Jalan Beringin sebanyak 16 rumah terpaksa harus mengungsi, ada yang ke Mesjid Al-Jihad dan ada yang mengungsi ke rumah saudaranya. 


"Tadi malam ada sebanyak 16 rumah kena banjir, akibatnya masyarakat  mengungsi . Empat rumah atau sebanyak tujuh orang mengungsi ke Mesjid, sementara sisanya yakni para penghuni di 12 rumah mengungsi ke rumah saudara mereka," terang salah seorang warga Jalan Beringin, Dedi, pada media ini, Selasa (25/11).

Dedi mengatakan bahwa tiap tahun jika musim penghujan datang, Jalan Beringin selalu tak pernah luput dari banjir. Menurutnya, banjir ini terjadi karena sistim drainase yang salah. Pasalnya, parit yang berada di Jalan Lintas Timur lebih tinggi dari parit yang berada di Jalan Beringin.

"Sehingga ketika hujan, air meluber semua ke arah sini. begitu juga dengan parit yang berada di Jalan Pemda," tandasnya.

Terpisah, anggota DPRD Pelalawan dari PKS, Abdullah, yang tadi malam turun langsung mengunjungi warga di Jalan Beringin, menyatakan keprihatinannya saat berkunjung ke lokasi banjir itu. Apalagi warga yang banjir ini berada di tengah-tengah kota Ibukota Kabupaten Pelalawan.

Karena itu, lanjutnya, dirinya mengharapkan agar instansi terkait dalam hal ini PU dan Tata Kota harus segera melakukan langkah-langkah konkrit untuk hal ini. Diakuinya, bahwa sampai saat ini pihaknya belum mendapati kedua dinas tersebut melakukan langkah-langkah konkrit minimal mengantisipasi banjir yang selalu rutin tiap tahunnya.

"Sepertinya mereka hanya tinggal menunggu proyek multi years saja, tapi langkah-langkah konkrit saat ini belum ada. Katakanlah seperti normalisasi sungai atau hal-hal lain yang bisa mengantisipasi banjir karena volume hujan yang tinggi ini," ujarnya. (kor. htl)
 

Editorial: Rio Ahmad