Prihatin, Sahabat Mafirion di Inhu Kunjungi Ngatiyah Penderita Tumor dan Lumpuh

Selasa, 29 Januari 2019

Ngatiyah (49) warga Desa Kuala Gading, Kecamatan Batang Cenaku, Kabupaten Indragiri Hulu (Inhu) - Riau, saat ini mengalami kelumpuhan di kedua kakinya, sedangkan benjolan tumor di bagian kepala semakin membesar.

PELITARIAU, Inhu - Setelah menjalani operasi mandel di bagian leher, Ngatiyah (49) warga Desa Kuala Gading, Kecamatan Batang Cenaku, Kabupaten Indragiri Hulu (Inhu) - Riau, saat ini mengalami kelumpuhan di kedua kakinya, sedangkan benjolan tumor di bagian kepala semakin membesar.

Ngatiyah hanya bisa berbaring di ruang tamu, sesekali Ngatiyah duduk untuk melemaskan otot pinggang. Didampingi suami Tarsono (53) yang setia mendampinginya sudah berusaha membawanya berobat hingga ke RS di Pekanbaru.

"Sudah satu tahun menderita tumor di bagian kepala, setelah mandel di bagian leher di operasi tiba-tiba istri saya mengalami ke lumpuhan di bagian kedua kaki. susah berulang-ulang kami bawa berobat di rumah sakit namun tidak ada perubahan," ungkap Tarsono (53) suami Ngatiyah saat kunjungi oleh Sahabat Mafirion Inhu dikedimannya, Senin (28/01/2019).

Lanjutnya, saat pertama kali di bawak berobat ke rumah sakit RSUD Indrasari Inhu dengan menggunakan Kartu BPJS, pihak rumah sakit tidak sanggup dan meminta agar dirujuk ke RSUD Arifin Ahmad Pekan baru, sudah 2 hari sampai di rumah sakit RSUD Arifin Ahmad Pekan Baru tidak ada pelayanan yang intensif, baik dikasih obat ataupun diinpus. 

"Melihat kondisi istri saya yang sudah lemas dan tak berdaya lagi akhirnya saya membawa ke rumah sakit Ibnusina Pekanbaru untuk mendapatkan pelayanan yang maksimal, dokter yang menangani Istri saya dirumah sakit ibnusina  mengatakan selain menderita tomur juga mengalami benjolan di bagaian leher sebesar telur ayam dan dokter pun mengatakan jangan di operasi dulu di bagian benjolan di leher harus hati-hati karena bisa menyebabkan kelumpuhan bagian kaki," jelasnya. 

Dikatakannya, karena pihak rumah sakit Ibnusina tidak mau mengoperasi langsung penyakit tumor istrinya, Tarsono beserta Keluarga berinisiatif untuk pindah ke rumah sakit Eka Hospital Pekanbaru agar penyakit istrinya cepat ditangani. 

"Setelah sampai di rumah sakit Eka Hospital Pekan Baru, dokter yang menangani Istri saya mengatakan, kalau di operasi benjolan di bagian leher maka bengkak di bagian kepala akan kempes dengan sendirinya, akhirnya saya menandatangani persetujuan agar Istri saya di operasi," terangnya kepada Sahabat Mafirion Inhu, Refri Adidarma dan rekannya Sahabat Mafirion Batang Cenaku, Tomi Susmiran.  

Dijelaskannya, setelah di operasi benjolan di bagian leher sebesar telur ayam sudah selesai ternyata, bengkak di bagian kepala tidak hilang malah makin besar dan selain itu bagian kedua belah kaki lumpuh total. 

"Akhirnya setelah konsultasi sama dokter  yang menangani Istri saya di Eka Hospital Pekanbaru mengatakan, agar Istri saya di bawak ke rumah sakit di Jakarta karena hanya di Jakarta yang ada alatnya untuk membuang akar sisa hasil operasi benjolan di leher tersebut. Semua persiapan untuk di rujuk ke rumah sakit di Jakarta sudah disiapkan namun terkendala di bandar," jelas Tarsono.

Lebih jauh di jekaskannya, pihak maskapai penerbangan meminta biaya tiket pesawat dari Pekanbaru ke Jakarta Rp16 juta rupiah untuk Ngatiyah, dengan kondisi seperti ini akhirnya keluarga menunda keberangkatan untuk berobat ke RS di Jakarta.

Tarsono berharap, agar pemerintah bisa membantu bebannya, serta Tarsono sangat menerima uluran tangan bagi pihak-pihak yang ingin membantu kelancaran untuk berobat istrinya.

Sahabat Mafirion Inhu, Refri Adidarma dihadapan keluarga Ngatiyah menjelaskan, kalau dirinya akan menyampaikan temuanya dan kondisi penyakit yang di deritanya Ngatiyah kepada Anggota komisi IX DPR RI, H Mafirion, agar penyakit yang diderita Ngatiyah bisa segera di tangani medis di rumah sakit yang di tuju. **ram/Musdiansyah