Sastrawan Asia Tenggara Berbagi Pengalaman Dengan Guru dan Siswa Banda Naira

Jumat, 26 Oktober 2018

Dialog dan diskusi yang dibagi dua sesi, Sesi pagi menampilkan empat nara sumber yakni Malim Ghozali (Malaysia), Ampuan Berahim Tengsh (Brunei Darussalam), Fakhrunnas MA Jabbat dan Muhammad Rois Rinaldi (Indonesia). Acara dimoderatori oleh Free Hearty K

PELITARIAU, Bandanaira - Sejumlah sastrawan Asia Tenggara dalam rangkauan Banda Fiesta 2018 berkesempatan berbagi pengalamsn dalam berkarya dengan para guru dan siswa di Banda Naira, Maluku Tengah.

Acara yang berlangsung Jumat (25/10) di Istana Mini berupa dialog dan diskusi yang dibagi dua sesi. Sesi pagi menampilkan empat nara sumber yakni Malim Ghozali (Malaysia), Ampuan Berahim Tengsh (Brunei Darussalam), Fakhrunnas MA Jabbat  dan Muhammad Rois Rinaldi (Indonesia). Acara dimoderatori oleh Free Hearty  Ketua PSBNS.

Sedangkan sesi siang menampilkan narasumber, Yatiman Yusof dan Rohani Din (Singapura), Nik Rakib (Thailand).

Malim Ghozali dalam pemaparannya berbicara tentang sastra dan etnisitas tang dapat memperkays karya sastra. Apalagi etnisitas di Maluku yang memiliki nilai sejarah masa lalu yang berhubungan dengan Eropa khususnya VOC  Belanda san Inggris.

Sedangkan Ampuan Berahim, Yatiman Yusof dan Nik Rakib berbagi pengalaman soal perkembangan sastra di negara masing-masing.

Dua sastrawan Indonesia masjng-masing Fakhrunnas MA Jabbar dan Muhammad Rois bicara tentang generasi muda sastra dan sastra millenial.

Dalam diskusi, tampak para guru dan siswa antusias bertanya tentang berbagai masalah sastra. Diantaranya masalah beda puisi tradisional san modern, beda baca puisi dengan deklamasi, kualitas karya puisi dan masih banyak lagi.

Agenda acara Banda Fissta, Sabtu (26/10) adalah mengjnjungi areal kevun pala peninggalan VOC Belanda dan  berbagai peninggalan sejarah. **Prc3