Pertahankan Kondusifitas Daerah, Wabup Meranti Bersama Para Tokoh dan Kapolres Bahas Isu Aktual

Sabtu, 22 September 2018

Wakil bupati,Kapolres dan pejabat Bahas Isu Aktual di meranti

PELITARIAU, Meranti - Bupati Kepulauan Meranti H. Said Hasyim, memimpin rapat pembahasan isu aktual di Kepulauan Meranti, bersama Kapolres Meranti AKBP. La Ode Proyek dan para tokoh masyarakat semua elemen, salah satu yang menjadi fokus adalah pelaksanaan Zikir Kirap Satu Nusantara yang digelar oleh GP. Anshor Meranti, bertempat di Gedung Orange Kantor Bupati, Sabtu pagi, (22/8/2018).

Hadir dalam kesempatan itu, Ketua DPRD Meranti H. Fauzi Hasan, Asisten III Sekdakab. Meranti Drs. H. Rosdaner, Kepala Kantor Kesbangpolinmas Meranti Drs. Tasrizal Harahap, Kabag Humas dan Protokol Meranti Hery Saputra SH, Kabag Hukum Sudandri SH, Kabag Kominfo Saiful Ikram, Ketua MUI H. Mustafa, Ketua Majelis Kerapatan Adat LAM Meranti H. Ridwan Hasan, Kapolres Meranti AKBP. La Ode Proyek, Perwakilan Orwas FPI, FKUB, Laskar Melayu Riau, Pemuda Pancasila, dan lainnya.

Pada kesempatan itu, Wakil Bupati Kepulauan Meranti H. Said Hasyim mengatakan, kegiatan itu dalam rangka meningkatkan silahturahmi dan menjaga ketertiban dan kemanan Meranti yang bukan hanya menjadi tanggungjawab pemerintah dan aparat keamanan tapi juga masyarakat.

Lebih lanjut dikatakannya, selama ini masyarakat Meranti yang Majemuk terdiri dari berbagai suku, agama, ras hidup rukun dan damai, termasuk dalam pelaksanaan berbagai kegiatan budaya dan keagamaan. Apalagi menyangkut kegiatan bernuansa Islami yang sangat digemari masyarakat. 

Hal itu karena masyarakat Meranti menyadari satu bagian dari Indonesia yang sudah ditakdirkan berbeda beda tapi teoah berjanji satu bahasa, satu bangsa dan satu tanah air Indonesia. 

Untuk itu dalam menghadapi berbagai isu aktual seperti akan digelarnya Zikir Kirab Satu Nusantara yang akan digelar oleh GP Anshor, pada tanggal 24 September 2018 mendatang, Wabup menilai perlu mendapat masukan dari berbagai pihak. Agar acara yang digelar sesuai dengan adat budaya dan kebiasaan yang berlaku di Meranti, serta tidak menimbulkan gesekan dan perpecahan.

"Ini adalah salah satu cara kita mencari solusi atau jalan keluar dalam menyikapi berbagai persoalan, sehingga rasa saling hormat menghormati, saling menghargai sudah sudah terpatri sejak dulu dalam kehidupan masyarakat Meranti tetap terjaga," ujar Wabup lagi.

Ia juga menekankan, jangan sampai gara-gara menangkap isu yang tak jelas beredar di media atau akibat unsur politik menyebabkan masyarakat Meranti terpecah belah.

Menyikapi masalah itu, Ketua Mejelis Kerapatan Adat LAM Meranti H. Ridwan Hasan, berharap rasa persatuan dan kesatuan yang telah terbangun baik sejak dulu jangan dirusak gara gara Miss Komunikasi. Untuk itu perlu mendengarkan pendapat dari berbagai pihak terkait acara yang akan dilaksanakan oleh GP Anshor tersebut.

Hal senada juga dikatakan oleh Ketua MUI Meranti H. Mustafa, yang menegaskan jangan sampai terjadi perpecahan antar masyarakat karena itu sangat dibenci Allah dan pangkal turunnya azab. 

Sesuai dengan arti yang terkandung dalan Surat Al-Hujarat dalam menyikapi setiap kejadian hendaklah diteliti dulu agar kamu tudak menimpakan sesuatu musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaan sebenarnya yang akan menyebabkan kamu menyesal.

Untuk kasus Zikir Kirap Satu Nusantara ini, iapun meminta masing masing pihak untuk mencermati dengan seksama manfaat dari pelaksanaanya. Apakah akan bermanfaat bagi umat atau berpotensi menimbulkan gesekan.

"Sepanjang kegiatan itu bertujuan untuk mendapatkan rahmat Allah sebaiknya tidak ada penolakan," ujar Ketua MUI Meranti.

Sementara itu Ketua Satma PP Meranti, Boby menegaskan tetap mengacu pada kesepakatan yang dikeluarkan oleh beberapa organisasi kepemudaan dan LAM Meranti meninjau kembali pelaksanaan acara itu, ia menilai waktu pelaksanaan kegiatan dimana situasi politik sedang memanas kurang tepat, namun jika digelar sehabis Pilpres tidak ada masalah.

Pernyataan Boby juga mendapat dukungan dari Zulfahmi, dan Zaini Madun yang menegaskan penolakan atas kegiatan keagamaan yang ditompangi oleh unsur politik, tapi jika memang murni untuk kekegiatan keagamaan silahkan digelar.

Menyikapi berbagai polemik terkait kegiatan yang digelar pihaknya, Panitia Penyelenggara Ustadz Khusairy yang juga Ketua GP Anshor Meranti angkat bicara, dijelaskannya, selama ini GP Anshor tidak terpengaruh dengan politik praktis, organisasinya menganut paham politik kebangsaan dimana organisasi mendukung semua kebijakan pemerintah atau siapa saja yang memerintah saat ini. Menyangkut kegiatah yang akan digelar hanya berupa Tablik Akbar, Zikir bersama, ziarah makam tokoh ulama thariqoh.

Meski begitu dari Front Pembela Islam, Hendrizal FPI tetap menilai waktu pelaksanaan kegiatan tidak tepat, ia takut jika acara tetap digelar akan terjadi perpecahan antar elemen di Meranti yang selama ini telah terjalin persaudaraan yang erat,

"Selama ini kita tidak ada masalah dan sudah tercipta persaudaraan baik FPI maupun Anshor, namun kami menilai waktu pelaksanaan acara tidak tepat apalagi pelaksanaan Kirab Satu Nusantara berpolemik dibeberapa daerah, jangan sampai akibat pelaksanaan acara menganggu kondusifitas," harapnya.

Setelah mendegarkan pendapat dari semua tokoh, Kapolres Meranti AKBp. La Ode Proyek mengaku berdasarkan pengalamanya selama ini terkait kegiatan keagamaan yang bersifat Islami berjalan aman dan tertip, ia berharap maayarakat tidak termakan isu hoax yang hanya akan menimbulkan perpecahan.

"Selama ini kegiatan keagamaan berjalan dengan aman dan tertip, dan kegiatan serupa juga telah digelar di Pekanbaru dna siang ini di Siak, tepat berjalan aman tanpa hambatan," menurutnya Kapolres.

 Atas pertimbangan hal itu, Kapolres mengajak semua elemen masyarakat untuk sama-sama mengawal suksesnya acara Zikir Kirap Nusantara itu, dan pihaknya diakui Kapolres telah mengeluarkan surat izin untuk pelaksanaan Zikir yang rencana akan digelar tanggal 24 September 2018 itu. (Humas Pemkab. Meranti).