Perlu Skenario Cerdas dan Patriotisme Untuk Mengatasi Pelemahan Rupiah

Jumat, 07 September 2018

Anggota Komisi XI DPR Eva Kusuma Sundari

PELITARIAU, Jakarta — Anggota Komisi XI DPR Eva Kusuma Sundari mengatakan salah satu cara  mengatasi pelemahan rupiah yakni perlu skenario cerdas pemerintah dan Bank Indonesia (BI). Selain itu diperlukan sikap  patriotisme masyarakat dengan menjual dolar, tidak pergi ke luar negeri dan mencintai produk dalam negeri.

"Jadi tidak ada pilihan bagi semua dari kita, untuk melawan bersama-sama, kombinasinya adalah kepemimpinan. Patriotisme itu bukan hanya untuk masyarakat tetapi juga bagi anggota Kabinet," kata Eva Sundari dalam diskusi Dialektika Demokrasi bertema “Pelemahan Rupiah: Dampak dan Solusinya” di Media Center DPR RI, Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (06/9/2018).

Eva Sundari mengakui pelemahan rupiah sampai terhadap dolar, yaitu Rp15.000/dolar sudah berada di lampu merah karena melewati batas psikologis yang dipatok oleh bank. "Kalau kemudian sudah melewati batas psikologis ini, maka ini akan menjadi merah atau sinyal merah. Artinya memang kita tidak menginginkan," ujar Eva Sundari.

Meski dolar sudah menembus Rp15.000/dolar, menurut anggota DPR Komisi XI itu, belum dirasakan dampak oleh masyarakat.  "Kalau sekarang masyarakat belum terasa, walaupun sudah melampaui Rp15.000. Yang terasa tentu teman-teman oposisi," ujarnya dengan nada menyindir pembicara lainnya dari oposisi pemerintah, yaitu Refrizal (PKS) dan Heri Gunawan (Gerindra).

Dia berharap pelemahan rupiah itu jangan berlangsung hingga Desember mendatang. Karena selain membebani industri berkonten impor, juga akan berdampak rasionalisasi sampai PHK.

"Kalau kemudian sampai Desember ada dampak efisiensi, rasionalisasi sampai PHK. Ini akan menjadi isu yang serius sekali menurut saya," kata politisi PDIP itu.

Anggota Komisi XI DPR RI Heri Gunawan menyarankan agar Pemerintah membuat sebuah kebijakan berupa peraturan, bukan sekedar imbauan kepada para eksportir untuk menukarkan dolarnya dalam bentuk rupiah.  Saran tersebut diungkapkan terkait melemahnya nilai tukar rupiah

“Kebijakan baru pemerintah atau penerbitan peraturan pemerintah pengganti undang-undang (Perppu) bisa membuat dolar berkurang dari Indonesia, dan rupiah pun akan menguat,” ujar Heri.

Heri menyampaikan saran tersebut karena tidak sedikit eksportir yang mendapat bantuan modal dari Indonesia dalam bentuk mata uang rupiah. Namun ketika mengekspor barang, mereka mendapatkan uang dalam bentuk dolar AS, dan mereka tidak ingin menukarkannya lagi ke dalam rupiah.

“Lemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar AS, selain karena adanya krisis global, juga karena kondisi fundamental ekonomi Indonesia yang belum kuat. Krisis global itu, seperti krisis yang melanda Turki bahkan sampai ke Argentina, “ kata politisi dapil Jabar tersebut.

Anggota Komisi XI DPR Fraksi PKS, Refrizal berpendapat bahwa obat mujarab untuk memperkuat rupiah adalah dengan mendatangkan dolar ke Indonesia. "Bagaimana cara mendatangi dolar ke sini terserah pemerintah," kata Refrizal.

Salah satu cara mendatangkan dolar itu menurut Refrizal, adalah dengan mendatangkan investor. "Mendatangkan investor itu bukan membawa semen dan besi, tapi dolar," ujar Refrizal. **Bam