Jumlah korban Jiwa Bertambah Akibat Operasi Militer Israel Tewaskan 808 Warga Gaza

Jumat, 25 Juli 2014

Gaza, (PR) - Jumlah korban jiwa akibat serangan-serangan Israel di wilayah Gaza terus bertambah. Sejauh ini, sudah 808 warga Palestina tewas selama operasi militer Israel yang kini telah memasuki hari ke-18.

Demikian disampaikan juru bicara urusan darurat Gaza, Ashraf al-Qudra seperti dilansir kantor berita AFP, dikutip dari detiknews Jumat (25/7/2014).

Dikatakan Qudra, salah satu korban serangan Israel hari ini adalah seorang wanita muda yang sedang mengandung. Wanita berumur 23 tahun itu tewas bersama seorang wanita lainnya yang berumur 26 tahun dalam serangan udara ke sebuah rumah di kota Deir al-Balah, Gaza tengah. Menurut Qudra, bayi yang dikandung wanita tersebut berhasil dikeluarkan paramedis dari rahim korban dengan selamat.

Serangan Israel lainnya di kota Rafah, Gaza selatan menewaskan seorang ahli propaganda kelompok Jihad Islam, Salah Hasanein beserta dua putranya yang berumur 15 tahun dan 12 tahun.

Dua orang lainnya yang terluka akibat serangan Israel sebelumnya di kota Khan Yunis, Gaza selatan, hari ini meninggal akibat luka-luka yang mereka alami. Disampaikan Qudra, hampir 100 warga Palestina tewas dalam rentetan serangan Israel kemarin, Kamis (24/7). Hari itu menjadi salah satu hari paling mematikan selama konflik Israel dan Hamas yang berlangsung sejak 8 Juli ini.

Pemerintah Israel bersikeras bahwa negaranya hanya bertindak membela diri terhadap kelompok Hamas. Israel pun menuding Hamas menggunakan korban-korban warga sipil Palestina sebagai "bahan bakar mesin propagandanya."

"Ini bukan perang yang kami pilih. Ini usaha terakhir kami," cetus Wakil Dubes Israel untuk PBB, David Roet.

Dikatakan Roet, pemerintah Israel telah menyetujui proposal yang disampaikan Mesir mengenai gencatan senjata dengan Hamas. Tidak seperti Hamas yang bersikeras menolak gencatan senjata tersebut.

Akan tetapi, negara-negara Arab mempertanyakan klaim Israel bahwa pihaknya hanya bertindak membela diri. Ini terbukti dengan tingginya korban jiwa di kalangan warga sipil Palestina, khususnya wanita dan anak-anak. (PR-cr)