Gas 3 Kg Langka di Pangkalan Kerinci, Harga Melambung

Senin, 10 November 2014

Gas langka di Kerinci

PELITARIAU, Kerinci - Sejak satu pekan terakhir, gas berukuran 3 Kilogram (Kg) kembali langka di Pangkalan Kerinci. Akibat kelangkaan ini mengakibatkan harga jual gas elpiji 3 Kg melambung naik di pasaran.

 

Bahkan tak tanggung-tanggung, gas elpiji yang semula hanya Rp 17 ribu kini melambung menjadi Rp 25 ribu. 

Seorang warga Jalan Seminai, Nanang Khaotib (37), menjelaskan dirinya mendapatkan gas 3 Kg setelah mengelilingi seluruh kedai eceran gas di kelurahan Kerinci kota dan Kerinci Timur. Bahkan, penjual memberikan gas usai bernegoisasi panjang dengan harga yang melambung.

"Kemarin saya beli Rp 25 ribu dan itu pun diambil dari penyimpanan di belakang rumahnya. Sudah mahal, nyarinya susah pula," ujar pegawai swasta ini.

Hal senada diutarakan warga lainnya, Vita Intan. Ibu rumah tangga ini selalu kewalahan mencari gas di warung-warung apabila elpiji miliknya sudah habis. Selama dua hari tak menemukan gas, wanita berusia 25 tahun ini kembali memasak secara konvensional dengan menggunakan kompor minyak tanah. Alhasil, proses memasak makanan tidak secepat menggunakan kompor gas.

"Kami mau beli mahal, tapi stoknya selalu ada. Tolong pemerintah dalam hal ini Dinas perdagangan dan industri, diperhatikan kami warga kecil ini. Bentar lg BBM juga naik. Jangan sudah terjepit, makin dijepit lagi," tandasnya.

Kepala Dinas Perindustrian Perdagangan dan Pasar (Disperindagpas) Pelalawan, Zuerman Das, saat dikonfirmasi melalui ponselnya membenarkan kondisi kelangkaan gas elpiji 3 Kg di ibukota Kabupaten Pelalawan.

 

Namun Zuerman Das tidak banyak berbicara. Ia mengaku sedang mengikuti salah satu acara.

"Nanti Distributornya akan kita evaluasi kembali. Kita tanyakan apa masalahnya. Saya lagi ada acara," tukasnya.

Ketua Komisi II Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Pelalawan, Habibi Hapri, terkejut mendengar informasi kelangkaan elpiji di Pangkalan Kerinci. Sekaligus memandang miris dimana ibukota Kabupaten Pelalawan dengan penduduk terbanyak, mengalami kekosongan stok gas.

 

Padahal Pelalawan memiliki hasil Minyak Bumi dan Gas (Migas) yang cukup melimpah dan dikelola perusahaan besar. Selain itu, kelangkaan tidak terjadi di Pangkalan Kuras, Ukui, dan Pangkalan Lesung.

"Ini baru saya dengar. Karena disini aman-aman saja stok gas. Artinya ada apa dengan kinerja Disperindagpas. Tolong dipantau agen-agen dan pengecer. Pastinya ada permainan spekulan dalam kondisi ini," terangnya.


Dewan meminta Pemda melalui instansi terkait bergerak cepat mengatasi masalah ini. Meskipun banyak daerah di Riau yang mengalami kelangkaan gas, Pelalawan semestinya tidak bernasib serupa. (kor. htl)

 

Editorioal: Rio Ahmad