Mendagri Tjahjo Kumolo Apresiasi Pemaparan Visi Misi LE-Hardianto saat Debat Publik Pilgub Riau 2018

Sabtu, 28 April 2018

Mendagri Tjahjo Kumolo berfoto saat Lukman Edy menjadi anggota DPR RI

PELITARIAU, Pekanbaru - Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tjahjo Kumolo, mengapresiasi pemaparan visi misi di awal acara Debat Publik I Pilgub Riau 2018 yang diselenggarakan KPUD Provinsi Riau di Hotel Labersa, Jumat malam, (27/04) yang ditayangkan langsung melalui televisi nasional.

Melalui aplikasi pesan singkat yang diterima oleh Lukman Edy, Sabtu siang, (28/04), menurut politisi PDIP itu, Lukman Edy berhasil memanfaatkan durasi singkat satu setengah menit untuk memaparkan visi dan misi secara lengkap.

Latar belakang, permasalahan, dan solusi mampu disampaikan ke publik dengan bahasa dan kalimat sederhana dan mudah dimengerti.

Berikut visi misi lengkap pasangan Lukman Edy - Hardianto jika terpilih sebagai Gubernur pada Pilgub 27 Juni 2018 mendatang.

Mengawali debat, Cagubri Lukman Edy nomor urut 2 menyampaikan salam, Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh, tuan-tuan, puan-puan, encik-encik yang berbahagia, serta rakyat Riau yang menantikan perubahan untuk sebuah kebangkitan. Alhamdulilahirabbil alamin.

Allah SWT memberikan kekayaan yang luar biasa untuk Riau, di atas minyak, di bawah minyak di tengah-tengah masyarakatnya yang terbuka, serta posisi yang strategis, karena terletak di Selat Malaka, selat yang paling ramai di dunia.

Tapi hari ini kita mengalami negeri yang paradoks, karena pertumbuhan ekonomi paling rendah se-Indonesia. Tingkat kemiskinan dan kebodohan masih tinggi, dan infrastruktur baru 45% saja yang bagus.

Tingkat kemiskinan 70% berada di pedesaan. Oleh sebab itu kami menawarkan sebuah program yang sederhana dan praktis, yaitu program 1 miliar rupiah per desa per tahun. Program ini signifikan untuk mengatasi korupsi, karena transfer langsung ke desa. Kemudian signifikan menambah pertumbuhan, 2% sampai 7% setiap tahun.

"Program ini akan menaikkan kapasitas fiskal masyarakat di desa dari 1.5 miliar menjadi 3 miliar per tahun, tapi harus didukung insfrastruktur dan konektifitas yang baik, pemerintah yang kuat, serta kepemimpinan yang tegas," urai mantan Ketua Pansus RUU Pemilu tersebut. **Krn