Camat Rizki Hidayat Ingin Sampah Di Kota Selatpanjang Bernilai Ekonomis

Selasa, 06 Maret 2018

Risky Hidayat,SSTP,M.SiCamat Tebing Tinggi

PELITARIAU, Meranti - Kota Selatpanjang tepatnya Kecamatan Tebingtinggi, Kabupaten Kepulauan Meranti, Riau, produksi sampah capai 22 ton / hari.

Camat Tebingtinggi Rizki Hidayat SSTP MSi mengatakan, rata-rata produksi sampah di Selatpanjang saat ini telah mengalami peningkatan. Kalau sebelumnya hanya berkisar belasan ton, namun kini telah mencapai lebih dari 20 ton.

Jumlah tersebut akan meningkat lagi, jika ada kegiatan masyarakat seperti saat perayaan hari besar  keagamaan. Seperti hari raya Idul Fitri atau Tahun Baru Imlek. Produksi sampah itu diperoleh dari beberapa pasar yang ada, seperti Pasar Sandang Pangan, Pasar Pagi di Jalan Pelabuhan dan Pasar Pagi di Jalan Banglas serta Pasar Pagi di Jalan Imam Bonjol.

"Kita ingin sampah bernilai ekonomis, kedepannya sampah tidak lagi dibuang tapi dicari. Kemudian kebersihan tidak hanya merupakan kewajiban tapi juga menjadi kebutuhan bagi masyarakat," ujar Rizki Hidayat, saat berbincang-bincang dengan Wartawan, Selasa (6/3/2018)

Mengingat tingginya pembuangan sampah sembarangan maka dengan itu Camat Tebingtinggi itu mengharapkan Dinas terkait mensosialisasikan Perda yang sudah ada. 

"Perda terkait pembuangan sampah sembarangan sudah ada dan hal itu harus dilakukan sosialisasi kepada masyarakat melalui dinas terkait," ungkap Rizki.

Dijelaskan Rizki Hidayat, dari 22 ton sampah itu terdiri dari 4 ton sampah anorganik selebihnya sampah organik. Data tersebut merupakan sampah yang terhitung, belum lagi masyarakat buang sembarangan ke laut maupun ke sungai.

Mantan Camat Tebingtinggi Barat ini,  terkait masalah sampah itu merupakan program mereka di tahun 2018 untuk membersihkan sampah.  Saat ini kita belum mengetahui dan tahu masyarakat dalam mendaur ulang sampah bernilai Ekonomis, maka dengan itu kita ingin sampah ini bisa menumbuhkan Ekonomis dengan masyarakat membuat industri untuk mengolah sampah menjadi barang berguna. 

''Jadi apabila sudah ada industri sampah maka sampah saat itu bukan dibuang melainkan akan dicari orang untuk diolah menjadi barang berguna nantinya,'' jelas Rizki.

Dikarenakan belum ada mesin pengolahan sampah di Kabupaten termuda di Riau itu, maka telah ditegaskan kepada pihak kelurahan agar menyediakan tempat sampah dan hal ini tidak menjadi tumpukan sampah yang sangat banyak nantinya dan ini semua untuk kenyamanan bersama. 

''Selalu tanah kosong dijadikan tempat sampah.  Namun,  kita sudah ada tempat Industri bubur pelastik yang berada di jalan Banglas hal itu perlu masyarakat lain mencontohi nya. Saya yakin suatu saat nanti sampah ini akan bernilai ekonomis bagi masyarakat," ungkapnya.

Kedepannya Rizki Hidayat juga berharap kepada dinas terkait dalam mensosialisasikan terkait perda sampah juga kepada Pemda untuk menyediakan mesin-mesin pengelola sampah agar bisa mengedukasikan masyarakat dalam upaya pengelolaan sampah," harap Mantan Camat Tebingtinggi Barat itu. **adit