Margiono Disebut Lakukan Kampanye Terselubung,Dapat Merusak Kepercayaan Masyarakat Pada Pers

Senin, 12 Februari 2018

FOTO/IST Margiono Disebut Lakukan Kampanye Terselubung…Dapat Merusak Kepercayaan Masyarakat Pada Pers

PELITARIAU, Pekanbaru - Ternyata ujian terhadap independensi pers tak pernah berhenti. Dari waktu ke waktu dalam perjalanan rezim penguasa bangsa Indonesia ini, pers selalu dituntut untuk menjadi media yang netral dan mampu menjaga jati dirinya sebagai profesi yang independen, merdeka, bebas, namun tetap berimbang. 

Namun pada hari perayaan ulang tahun pers nasional yang barusan dilaksanakan di Sumatera Barat sangat mengguncang dunia pers nasional, dimana seorang Ketua Umum Persatuan Wartawan Indonesia (PWI), Margiono disebutkan telah melakukan kampanye terselubung dengan pernyataannya mengajak masyarakat Sumatera Barat memilih Jokowi pada Pilpres 2019 mendatang. 

Sebagaimana di lansir oleh media nasional Opini Rakyat Bogor ( ORB) bahwa dalam narasinya media ORB mengatakan sebagai berikut : " Masyarakat pers dibuat terkejut dengan pemberitaan media mainstream nasional terkait pernyataan Ketua Umum Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Margiono yang mengajak masyarakat Sumatera Barat memilih Jokowi pada Pilpres 2019 mendatang," Dilansir media ORB, 10/2/2018. 

Hal ini Sontak membuat para insan pers nasional terkejut dan berbagai komentar yang bersifat membela kemurnian independensi pers pun di lontarkan oleh para tokoh pers, termasuk ketua DPD PWRI-B provinsi Riau, Yosman Matondang kepada Media ini MInggu (11/2) mengatakan bahwa pernyataan Margiono itu telah melenceng jauh dari ketentuan dalam Undang-undang Pers. 

"Itu stetman yang telah menyalahi ketentuan dalam dunia pers dan Undang-undang Pers. Sebagai tokoh pers atau ketua umum PWI pusat seharusnya Margiono terlarang mengucapkan itu, apalagi dalam momen perayaan hari ulang tahun Pers, karena itu bertentangan dengan pers itu sendiri," Katanya heran.

Ditambahkan Yosman, bahwa dalam momen penting dunia pers seperti itu, seharusnya Margiono justru mengajak peserta dan insan pers untuk tetap teguh menjaga marwah pers, dan bersikap netral serta memuat berita-berita yang berimbang dan cerdas, bukan malah berkampanye seperti disebutkan. 

" Sebagai Ketua Umum PWI, Margiono harus mengajak insan pers untuk lebih cerdas dalam menghadapi momen Pilpres yang akan datang, sebagaimana yang sering di gaungkan untuk melaksanakan UKW  bagi setiap wartawan, namun jika begini realitasnya, apa tujuan UKW itu, pecat sajalah wartawannya, dan jika ini benar, Margiono  tidak pantas duduk sebagai ketua PWI lagi, " kata Yosman dengan nada tegas. 

Hal senada juga disampaikan oleh tokoh dan senior Pers Provinsi Riau, Drs. Wahyudi El Panggabean, SH. MH..Kepada Reporter aktualonline.com, Sabtu kemarin terkait terkait pernyataan Ketua Umum PWI tersebut ia mengatakan bahwa selain pernyataan Ketua Umum PWI ini akan berdampak buruk terhadap kepercayaan masyarakat terhadap dunia pers, tentu hal ini juga menurutnya sangat disayang kan.

"Jika Benar Margiono melakukan kampanye dalam HPN itu,  ini sangat kita sesalkan sekali, bagaimana mungkin seorang ketua umum PWI yang notabene sebagai organisasi wartawan tertua di Indonesia, mengajak peserta dan masyarakat untuk memilih salah satu calon presiden di Pilpres Tahun 2019 mendatang. Ini kan sama saja berkampanye, dan dia sebagai kapasitanya disitu ? Kan sebagai ketum PWI. Ini tidak pantas dan sangat melanggar, " jelasnya. 

Menurutnya sebagai Ketua Umum PWI, Margiono harus mengobarkan semangat para insan pers untuk terus menjaga jati diri pers dan memotivasi para wartawan untuk terus melakukan investigasi dalam menggali berbagai persoalan yang ada di daerahnya masing-masing, bukan malah mengajak berpolitik. 

" Pada momen perayaan ulang tahun pers ini,  mestinya ketua umum PWI itu justru mengajak para wartawan nya untuk giat melakukan investigasi, memburu berita dan menulis untuk memberikan informasi yang benar kepada masyarakat, bukan malah berkampanye,"Katanya. 

Menurut Wahyudi, pernyataan Margiono ini bukan saja akan menimbulkan berbagai Polemik, dan pertanyaan dikalangan pers nasional, namun hal ini juga akan berdampak buruk terhadap tingkat keperkepercayaan masyarakat terhadap pers itu sendiri. 

" Masyarakat kita akan berfikir, bahwa pemberitaan media itu tidak ada lagi yang murni dan benar, karena telah dianggap menjadi media politik, dan wartawan dianggap sebagai profesi yang tidak independen, dan sulit untuk dipercaya kebenarannya," Sebutnya. 

Ajakan itu disampaikan Margiono saat pidato pembukaan acara Hari Pers Nasional kemarin Jum'at (9/2). Bahkan Menurut Ketua Presidium FPII, yang dilansir media ORB, pernyataan itu bisa diartikan bahwa Margiono melakukan kampanye terselubung di acara yang secara khusus didedikasikan bagi warga pers dan jurnalisme Indonesia, padahal masih banyak persoalan yang membelit dunia Jurnalis di Indonesia.

"Seharusnya Ketum PWI dapat menjaga marwah Organisasi Pers untuk tetap bersikap netral dan independen," jelas Ketua Presidium Forum Pers Independent Indonesia, Kasihhati dalam keterangan resminya di Jakarta, Sabtu (10/2/2018). Dilansir media ORB.///Feri Sibarani-ORB