Komitmen Pemerintah Mewujudkan Sagu Menjadi Pangan Berbasis Lokal

Selasa, 19 Desember 2017

Pohon Sagu yang banyak tumbuh diwilayah Kabupate Kepulauan Meranti

PELITARIAU.com - Kementerian Pertanian (Kementan) melalui Badan Ketahanan Pangan (BKP) terus berkomitmen dalam mewujudkan penganekaragaman pangan berbasis pangan lokal sebagai upaya mengurangi ketergantungan terhadap beras dan terigu. Pemanfaatan pangan lokal secara massif dinilai mampu memberikan kontribusi positif untuk memperkuat kedaulatan pangan nasional. 

Untuk itu, BKP didukung oleh Food and Agriculture Organization (FAO) dan Pemerintah Daerah Provinsi Sulawesi Tenggara melaksanakan Project “Promoting Sago Starch Utilization in Indonesia”, yang telah dimulai pada tahun 2016 dan saat ini memasuki tahap akhir,” ujar Kepala Pusat Penganekaragaman Konsumsi dan Keamanan Pangan BKP dalam acara Terminal Workshop Project di Kendari, Selasa (19/12).

Tri mengatakan bila sejumlah program telah dilaksanakan meliputi pengembangan kemampuan teknis dalam produksi sagu, ekstraksi pati sagu, serta peningkatan nilai tambah sagu secara berkelanjutan dan profitable. 

Sagu menurutnya dapat dipromosikan sebagai bahan pangan lokal yang sangat sehat untuk dikonsumsi karena mengandung karbohidrat tetapi bebas gluten dan rendah kalori serta rendah indeks glikemiks.

Tentu saya sangat mengapresiasi dukungan FAO, Pemda Propinsi, Pemda Kabupaten Konawe, Konawe Selatan dan Kota Kendari yang telah berperan serta dalam pengembangan pangan lokal khususnya sagu," lanjut Tri.

Kata Tri lagi, dukungan yang diberikan FAO sangat inovatif dalam pengolahan sagu secara semi modern dan higienis mulai dari produksi hingga pengolahan ke dalam bentuk yang siap untuk dikonsumsi.

Sementara itu untuk segi bisnis, Tri mengaku pihaknya telah membentuk unit usaha Sagu bernama “Sagu Meambo Food” difokuskan di Konawe dan Konawe Selatan. Sedangkan unit promosi dan penjualan ada di Kota Kendari. Kelebihan sagu yang diproduksi oleh unit usaha ini adalah higienis, bersih, putih, dan dijual dalam bentuk tepung sagu kering. 

Selain itu beberapa produk olahan yang sudah dibuat antara lain brownis dan cookies. 

Selain itu, Tri juga menambahkan tentang pentingnya membangun sinergitas antara pemerintah daerah, kelompok penerima manfaat, universitas, serta pihak swasta dalam peningkatan diversifikasi pangan berbasis sumberdaya lokal.

“Pada tahun 2018, BKP akan mengem bangkan beberapa pangan pokok potensial lainnya seperti sagu, ubi kayu, ubi jalar, jagung, sorghum di talas di 15 lokasi pada 13 Propinsi. Sagu akan dikembangkan lagi di 4 lokasi yaitu Papua, Maluku, Sulawesi Barat dan Riau,” jelas Tei.

Dalam kesempatan ini, Mark Smulder Perwakilan FAO Indonesia - Timor Leste  menekankan bahwa untuk menjaga keberlanjutan project ini ada tiga hal yang perlu diperhatikan yaitu komitmen, keahlian  dan kesempatan. Mark juga mengingatkan bahwa kelompok penerima manfaat agar segera membuat bisnis plan sehingga pengolahan sagu ini dapat terus berkembang secara berkelanjutan serta memberikan keuntungan bagi masyarakat. **adit