Nobar Penghianatan G 30 S-PKI di Kampung Pulau, TNI Uangkap 120 Ribu Jiwa Yang Jadi Korban

Senin, 02 Oktober 2017

Anggota DPRD Riau, Malik Siregar dan Danramil 01 Rengat Kadarisman ikut Nobar bersama ratusan masyarakat Rengat di Desa Kampung Pulau Jum,at (29/9/2017)

PELITARIAU, Inhu - Acara Nonton bareng (Nobar) yang dilaksanakan di Desa Kampung Pulau Kecamatan Rengat Jum,at (29/9/2017) kemarin penuh kebersaman, ratusan masyarakat Rengat antusias menyaksikan film Gerakan 30 September Partai Komunis Indonesia atau penghianatan G 30 S-PKI, sambil Nobar masyarakat disuguhi kacang rebus, ubi rebus dan sambil makan sate.

Karya besar seniman yang menjadi sutra dara dalam film G 30 S-PKI tersebut adalah Arifin C Noer. Ada 3 durasi pilihan untuk penonton yaitu 1 jam 13 minit, 3 jam 20 menit dan 4 jam 22 menit. "Kita mengambil tengahnya saja, memutar film kisah penghianatan G 30 S-PKI yaitu 3 jam 20 menit," kata Danramil 01 Rengat Kapten Inf Kadarisman dalam sambutannya.

Dalam film tersebut, tokoh pendiri bangsa Indonesia dengan peran penggantinya terlihat tampil memukau, seperti aksi Umar Kayam dalam skenarionya sebagai Presiden Ir Soekarno,  Amoroso Katamsi sebagai Pangkostrad Soeharto, Syu’bah Asa sebagai ketua Partai Komunis Indonesia (PKI) DN Aidit dan tokoh penting lainnya dalam film G 30 S-PKI.

Peristiwa percobaan kudeta pada tahun 1965 yang ditulis oleh Nugroho Notosusanto dan Ismail Saleh, film yang diputar itu menggambarkan peristiwa kudeta (Peralihan kekuasaan secara paksa,red) ini didalangi oleh PKI saat itu. "120 ribu jiwa yang jadi korban dalam pristiwa itu, setiap harinya ada lebih kurang 4500 jiwa yang jadi korban kebiadapan PKI," kata Danramil.

Disampaikan Danramil Kadarisman, PKI dimasa itu menyebarkan paham komunis kepada semua lapisan masyarakat dan bahkan paham Komunis berhasil menyusup masuk ke TNI. "Walaupun keluar jika saat itu menantang paham komunis, mereka (PKI,red) tidak membiarkannya maka akan jadi korban," jelasnya.

Dijelaskannya juga, sejak tahun 1998 film penghianatan G 30 S-PKI tidak pernah lagi diputar secara umum, namun tahun 2017 ini film PKI bisa diputar lagi. "Film penghianatan G 30 S-PKI untuk mengingat sejarah, dan bagai mana jauh dari paham dan ajaran Komunis," jelasnya.

Nobar film G 30 S-PKI kerja sama tim Sahabat Malik Siregar (SMS) kerja sama dengan TNI, Pemerintahan desa Kampung Pulau, Pemuda Kampung Pulau, filim yang diputar pukul 09.00 WIB tersebut sempat terhenti akibat dari adanya pemadaman mendadak listrik PLN di wilayah Rengat. "Ada gangguan, listrik padam total di Inhu, sebentar akan kembali normal," ujar petugas PLN yang dikonfirmasi pada Grup WhatsApp.

Namun, setelah hampir 30 menit film terhenti dan masyarakat menunggu untuk nonton sampai selesai, akhirnya film G 30 S-PKI kembali bisa diputar setelah menggunakan mesin Ginset. Film penghianatan G 30 S-PKI akhirnya diputar sampai selesai berakhir pukul 01.15 WIB dan sudah masuk hari Sabtu 30 September 2017.

Pjs Kades Kampung Pulau, Sumatri dalam sambutanya, mengucap selamat datang bapak Anggota DPRD Riau Malik Siregar yang ikut hadir Nobar film penghianatan G 30 S-PKI di Desa Kampung Pulau, terimasih juga disampaikan kepada Danramil 01 Rengat yang sudah mendukung kegiatan Nobar bersama masyarakat Rengat di Desa Kampung Pulau.

"Semoga dengan menyaksikan film penghianatan G 30 S-PKI, maka bisa diambil hikmahnya, bahwa begitu besar bahaya paham Komunis yang pernah ada di Indonesia," kata Pjs Kades.

Semantara itu Anggota DPRD Riau Malik Siregar, dalam sambutanya menjelaskan, kalau pemutaran film G 30 S-PKI berdasarkan perintah Panglima TNI Gatot Nurmantyo. "Film ini untuk mengenang besarnya jasa pahlawan TNI dan para ulama di masa itu," jelasnya.

Jika masyarakat harus mengingat Jasmerah (Jangan melupakan sejarah,red) yang harus diingat juga adalah Jashijau (Jangan melupakan jasa ulama,red). "Semua bersatu dan semua ikut berjuang untuk sampai pada masa kemerdekaan saat ini," jelas Malik.

Disampaikannya juga, bahwa masyarakat Indonesia, khusunya masyarakat Rengat harus berterima kasih kepada panglima TNI Gatot Nurmantyo yang merestui atas pemutaran film G 30 S-PKI. "Film ini bentuk bahwa anggatan bersenjata di Indonesia, siap siaga dalam menjaga keutuhan negara ini," jelasnya. **zp/ram