Minimnya Sarana & Prasarana Kendala Pengembangan Wisata Bono Pelalawan

Rabu, 29 Oktober 2014

Bono Teluk Meranti Kab. Pelalawan

PELITARIAU, Kerinci - Minimnya sarana dan prasarana menjadi kendala bagi masyarakat Dan kelompok komunitas Bono Riever Community

(BRC) dalam pengembangan potensi Wisata Bono. Untuk itu Pemkab.  Pelalawan diminta untuk lebih serius mempromosikan dan mengembangkan potensi wisata gelombang Bono Teluk Meranti.

Hal ini diungkapkan oleh Ketua BRC Hendrizal, Rabu (29/10).  Menurutnya Pemkab jangan setengah hati dalam mempromosikan wisata Bono yang sudah dikenal oleh para surver mancanegara ini.

 

Misalnya, saja pengadaan speedboat atau jetsky yang tidak ada standbay di Teluk Meranti. Speedboat milik Disbudparpora malah parkir di Pangkalan Kerinci.

"Akibatnya setiap ada kegiatan atau tamu yang datang, kita bolak-balik menjemputnya. Bayangkan saja, level wisata Bono yang sudah go Internasional ini tidak ada sped boat yang stanbay. Bagaimana bisa mengantarkan para tamu atau memandu para surver untuk sampai ke titik-titik gelombang Bono, termasuk juga pengadaan papan seluncur yang sangat minim," ujarnya.

Saat ini, sambungnya, speed boat ada dua milik Antoni surver Brazil yang menjadi bisnis dan dikelola oleh masyarakat lokal. "Masak kita harus
terus menyewa hingga jutaan rupiah. Kalau ada speedboat atau jetsky dikelola dengan BRC akan mempermudah kegiatan para surver dan dapat stanbay jika ada tamu yang datang. Ini saja tanggal 7 Dan 8 November ada tamu dari Provinsi dengan Kementerian pariwisata RI. Kita jadi kalang kabut dalam persiapan," katanya.

Ditambahkannya, begitu juga sarana dan prasarana yang lain, seperti pembangunan jalan menuju Teluk Meranti  dan pengembangan areal kawasan
wisata Teluk Meranti yang belum juga hingga kini dimulai. "Kita berharap promosi  dan pengembangan wisata Bono lebih serius. Ini kebanggaan Pelalawan di tingkat Nasional maupun Internasional. Gelombang dahsyat yang menjanjikan pengalaman ekstrem dari sungai Kampar oleh para surver," tuturnya.

Sementara itu, Humas BRC, Jhon Corry membenarkan soal pengadaan speedboat Dan jetsky yang menjadi kebutuhan vital dalam promosi dan
pengembangan wisata Bono. "Bayangkan saja, untuk sekali turun sewa speedboat mencapai Rp.2,5 juta untuk lokal. Sedangkan untuk bule mencapai Rp.4 juta. Makanya para bule banyak yang menyampaikan keberatannya. Ini tentu jadi masalah yang harus ada solusinya," tutupnya. (kor. htl)
 

Editorial: Rio Ahmad