Mendag: Penetapan HET Tak Rugikan Pengusaha

Rabu, 12 April 2017

internet

PELITARIAU, Jakarta - Menteri Perdagangan (Mendag) Enggartiasto Lukita menyatakan penetapan harga eceran tertinggi (HET) untuk gula pasir, minyak goreng dan daging beku tidak akan merugikan ritel modern.
 
Meski dia mengakui jika penetapan harga ini akan mengurangi keuntungan ritel modern tersebut.
 
Enggar mengungkapkan, sejumlah negara telah memiliki Undang-Undang yang mengatur harga bahan kebutuhan pokok yang dijual di pasar dalam negeri. Namun karena Indonesia tidak mempunyai aturan semacam itu, maka Kemendag mengatur dengan menetapkan HET.
 
"Di beberapa negara ada UU yang atur soal bahan kebutuhan pokok. Dengan aturan menteri perdagangn dan kerja sama dengan pengusaha (ritel modern). Dan ini sudah berjalan," ujar dia di Carrefour Duta Merlin, Jakarta Pusat, Rabu (12/4/2017).
 
Enggar menyatakan, HET ini bukan sebuah bentuk intervensi pemerintah terhadap harga jual bahan kebutuhan pokok yang dijual ritel modern. Namun, dengan adanya HET ini diharapkan bisa dijadikan harga acuan (leader price) bagi komoditas pangan serupa yang dijual di pasaran.
 
"Yang diuntungkan masyarakat tanpa membuat pengusaha rugi. Ini tidak intevensi. Pemerintah sangat berkepentingan dengan harga yang terjangkau. Dengan catatan, tidak ada yang dirugikan. Yang ada dikurangi untungnya," jelas dia.
 
Rencananya, penetapan HET ini akan diterapkan hingga September 2017. Nantinya, kemendag akan melakukan evaluasi terhadap kebijakan tersebut, bahkan tidak menutup kemungkinan harganya kembali turun.
 
"Ini berjalan sampai September untuk nanti kita evaluasi, kita bicara kembali. Bisa saja turun lagi (harga)," kata dia,
 
Sementara itu, Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) Roy N Mandey mengatakan, pengusaha tidak mempermasalahkan turunnya keuntungan akibat kebijakan ini. Penurunan keuntungan telah terkompensasi dengan meningkatkan volume penjualan ketiga bahan kebutuhan pokok tersebut. 
 
Sebagai contoh, dalam dua hari terakhir, Carrefour Duta Merlin mampu menjual 1 ton gula atau naik 20 persen dibandingkan sebelum penerapan HET.
 
"Kita dukung program ini selama pasokan lancar ke kami. Kecil sekitar 5 persen (penurunan keuntungan).Terjadi peningkatan volume (penjualan), kompensasinya di situ," tandas dia, sebagaimana diberitakan liputan6, Rabu (12/04/2017).***PRC