Mau Selamatkan Hutan Riau, Anggota DPRD Riau Ini Dapat Julukan Macan Sumatra

Selasa, 14 Maret 2017

Anggota DPRD Riau asal Inhu-Kuansing, Malik Siregar

PELITARIAU, Pekanbaru - Persoalan pembabatan hutan secara besar-besaran sudah terjadi diseluruh wilayah Riau, upaya untuk mengembalikan kawasan hutan sesuai ststusnya yang saat ini sudah menjadi areal perkebunan kelapa sawit merupakan kerja keras semua pihak.

"Kalaupun tidak semua wilayah Kabupaten kota Riau hutanya tidak bisa dikembalikan, minimal saya bisa memantau dan mengawal pengembalian kawasan hutan daerah Kabupaten Inhu dan Kuansing," kata Anggota DPRD Riau Malik Siregar yang mendapat julukan macan sumatra dari masyarakaat Inhu ketika gentol menyuarakan hutan riau rusak.

Penggarapan hutan yang dilakukan masyarakat kecil bisa terukur, kata Malik, jika masyarakat yang melakukan penggarapan hutan untuk memenuhi kebutuhan hidup hanya berkisaran dua haktare sampai 5 haktare, namun dengan disiasati oleh pemodal maka ribuan haktare digarap dengan dalih masyarakat namun dinikkmati oleh sekelompok orang.

"Kita minta aturan yang ada diberlakukan, kalau memang kawasan hutan tersebut memang sudah ditanami komoditas kelapa sawit, maka langkah tegasnya adalah Pabrik Kelapa Sawit (PKS) diharamkan membeli buah sawit tersebut," ucap anak angkat tokoh Riau asal Inhu H Soegianto kepada pelitariau.com Selasa (14/3/2017).

Ketika diikonfirmasi ketua DPRD Inhu, Miswanto, berkaitan tentang penggarapan hutan di Inhu menggunakan aturan apa atas izin yang diberikan pemerintah, dirinya tidak bisa menjawab secara rinci. "Mungkin yang lebih tau bagian tata pemerintahan," kata Miswanto.

Berdasarkan catatan pelitariau.com di wilayah Kabupaten Inhu terdapat lebih kurang 17 perusahaan pengelola buah sawit yang berasal dari kawasan hutan. Dari jumlah tersebut perkebunan kelapa sawit milik PT Tasma Puja yang berada di kawasan hutan sempat menjalani proses hukum di Polres Inhu.

Bukan hanya itu kata Politisi PPP Riau ini, ketika hutan dibabat oleh pihak yang tidak bertanggung jawab, semua pihak ikut merasakan dampak dari pembabatan hutan Riau tersebut. "Contohnya tahun 2015 dan dan tahun-tahun sebelumnya masyarakat Riau dan negara tetangga menikmati asal dari hutan riau yang dibakar," ujarnya. **zp