Lemkapi Meminta Polri Menindak Pelaku Provokasi di Medsos

Senin, 28 November 2016

ilustrasi

PELITARIAU, Jakarta - Direktur Eksekutif Lembaga Kajian Strategis Kepolisian (Lemkapi) Edi Hasibuan meminta Polri terus bekerja dan menindak pelaku provokasi dengan mengeluarkan ujaran kebencian yang marak terjadi di media sosial menjelang demonstrasi Bela Islam Jilid III pada 2 Desember 2016.

Mantan Komisioner Kompolnas itu mengapresiasi langkah Polri yang bekerjasama dengan Kementerian Komunikasi dan Informatika (kominfo) dengan menutup sejumlah website yang kerap melakukan provokasi di balik kasus dugaan penistaan agama yang menjerat Gubernur nonaktif DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok.

"Saya kira polisi terus bergerak dan Polda Metro juga terus bekerjasama Kominfo dan itu bagus dan saya berharap polisi tidak boleh membiarkan banyak ujaran kebencian di medsos, apalagi menyampaikan pesan yang provokasi jangan biarkan itu terjadi karena menghasut," kata Edi saat berbincang dengan Okezone, Senin (28/11/2016).

Edi menambahkan, Tim Cyber Bareskrim Polri juga harus bekerja ekstra maksimal agar medsos tak membuat gaduh terkait rencana Gerakan Nasional Pengawal Fatwa MUI (GNPF-MUI) yang akan menggelar ibadah Salat Jumat di sepanjang Jalan MH Thamrin-Sudirman, Jakarta, pada demo 2 Desember yang salah satunya menuntut agar Ahok ditangkap dan ditahan usai ditetapkan sebagai tersangka.

"Saya kira Tim Cyber sudah ada yang diproses seperti yang kemarin dan harus lebih maksimal untuk proses siapa saja yang melakukan ujaran kebencian. Apalagi melakukan fitnah karena itu membuat situasi tidak kondusif," tegasnya.

Sementara Presiden Joko Widodo (Jokowi) berulang kali mengingatkan agar masyarakat menggunakan media sosial dengan cerdas dan menghindari aksi saling menghujat. Ia prihatin dengan penyalahgunaan medsos yang marak sekarang ini.

"Dalam tiga minggu belakangan yang ada di medsos adalah saling menghujat, ejek, memaki, fitnah, adu domba. Banyak berita bohong, itu bukan nilai Islami kita, bukan tata nilai keindonesiaan kita," kata Jokowi saat membuka Kongres XVII Muslimat NU di Pondok Gede, Jakarta Timur, Kamis 24 November 2016.

Bukan hanya ujaran kebencian, menurut Jokowi, media sosial juga menjadi sarang pornografi jika tak digunakan dengan bijak. Hal inilah yang berpotensi merusak budi pekerti anak-anak Indonesia.

"Anak-anak kita baik mulai dari PAUD, TPA, Madrasah kita ingatkan, menggunakan medsos utk kepentingan yang positif," ujar dia.***(r 10)