Megawati Harus Berguru Pada Jokowi

Ahad, 19 Oktober 2014

Jokowi-Mega

 

PELITARIAU, Jakarta - Pertemuan Presiden terpilih, Joko Widodo dengan rivalnya Prabowo Subianto semestinya ditiru oleh Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarnoputri. Megawati selama ini terlihat kurang cakap dalam membangun komunikasi politik.


Megawati memiliki hubungan tidak harmonis dengan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Megawati juga tidak harmonis dengan Prabowo sejak perjanjian batu tulis yang disepakati keduanya untuk mengusung mantan Danjen Kopassus itu kandas karena PDIP memilih mengusung Jokowi.

"Pertemuan Jokowi dan Prabowo memang dapat dinilai sebagai usaha penting membangun rekonsiliasi nasional. Pertemuan ini memberi pencerahan bagi pembangunan demokrasi yang lebih kondusif dan menurunkan tensi politik. Semestinya, rekonsiliasi ini terjadi tak hanya pada mereka berdua, namun seluruh tokoh nasional termasuk Megawati dan Prabowo," katanya pengamat politik Idil Akbar 

Menurut Idil, tak heran sikap Megawati yang hingga saat ini terkesan tidak membuka diri menuai pertanyaan berbagai pihak. Sedianya Megawati bisa meniru Jokowi, karena yang dilakukan mantan Wali Kota Surakarta itu memberikan efek positif bukan hanya untuk Koalisi Indonesia Hebat (KIH) tetapi juga bagi dinamika politik nasional.

"Penting bagi Megawati untuk membuka diri untuk dialog dengan tokoh nasional lainnya agar rakyat bisa melihat dan merasa tenang akan masa depan demokrasi Indonesia yang lebih kondusif," terangnya.

Idil menambahkan, tak penting siapa yang memulai pertemuan, baik Megawati, Prabowo atau SBY seharusnya bisa bersama-sama mengenyampingkan ego masing-masing dan bisa menunjukkan kenegarawanannya. Apalagi, sebagai tokoh bangsa, mereka harus berpikir untuk kepentingan rakyat. 

"Ajakan bisa dari siapa pun namun terpenting adalah masing-masing mampu menjaga komitmen dan konsekuensi untuk membangun komunikasi yang positif dan konstruktif," pungkas pengamat dari Universitas Padjajaran ini sebagaimana dilansir Okezone.

 

Editorial: Rio Ahmad