Kanal

3 Bulan Oprasi Rumah Tunggu Kelahiran Kasih Ibu UPT PUSKESMAS ALAI Baru 2 Pasien

 

PELITARIAU, Meranti- Dalam rangka menurunkan angka kematian ibu, maka setiap persalinan harus ditolong oleh tenaga kesehatan. Oleh karena itu, setiap ibu hamil harus mempunyai akses terhadap petugas dan pelayanan kesehatan. 

Namun demikian, akses ternyata masih menjadi persoalan di sebagian wilayah Indonesia, khususnya didaerah tertinggal, perbatasan, dan kepulauan. Hal tersebut antara lain disebabkan adanya keterbatasan infrastruktur dan transfortasi, kondisi geografis dan cuaca yang sulit, serta masih kurangnya tenaga kesehatan.

Hal-hal tersebut akan menyulitkan proses rujukan ke fasilitas pelayanan kesehatan ( fasyankes ) terdekat ketika ada ibu hamil atau bersalin yang mengalami komplikasi.

Rumah tunggu kelahiran ( RTK ) adalah suatu tempat atau ruangan yang berada di dekat fasyankes ( Poskesdes, Puskesmas, Rumah Sakit ) yang dapat digunakan sebagai tempat tinggal sementara bagi ibu hamil dan pendampingnya ( suami / Kader / keluarga ) selama beberapa hari sebelum saat persalinan tiba dan beberapa hari setelah bersalin. 

Kepala UPT PUSKESMAS ALAI Dr Lyta kepada wartawan melalui telepon selulernya Senin (17/10/16) mengatakan bahwa Di Kabupaten Kepulauan Meranti memiliki 5 rumah tunggu kelahiran salah satunya di Kecamatan Tebing Tinggi Barat. Sasaran Rumah Tunggu Kelahiran ini diutamakan adalah ibu hamil yang berasal dari daerah dengan akses sulit (terutama dari desa yang jauh seperti Desa Tanjung Peranap, Desa Mengkikip, Desa Tanjung Darul Takzim, serta desa jauh lainnya) yang memiliki faktor risiko atau risiko tinggi.

Kata Dr Lyta pula Rumah Tunggu Kasih Kasih Ibu yang hadir di wilayah kerja UPT PUSKESMAS ALAI sejak Juni 2016 diharapkan dapat mendekatkan pelayanan kesehatan ibu hamil, bersalin, nifas dan bayi baru lahir sehingga terjadi peningkatan jumlah persalinan di Puskesmas serta menurunkan kasus komplikasi pada ibu hamil, bersalin dan nifas serta bayi kecamatan Tebing Tinggi Barat.

"Namun sayangnya sejak rumah tunggu kelahiran ini di jalankan hingga saat ini tercatat baru 2 orang pasien ibu hamil yang di rawat di rumah tunggu kelahiran. masyarakat lebih memilih untuk melahirkan di rumah,"Ujar Dr Lyta.

Dijelaskannya,Selama berada di RTK, ibu hamil beserta pendampingnya tidak perlu memusingkan masalah makan, karena makanan akan disiapkan oleh petugas Puskemas ALAI secara cuma cuma (gratis) tanpa dipungut biaya apapun. Selain masalah konsumsi yang gratis, apabila dibutuhkan rujukan ke RSUD juga tidak akan dipungut biaya untuk transportasi rujukan.

Berbagai upaya dilakukan UPT Puskesmas ALAI dalam meningkatkan pemanfaatan RTK Kasih Ibu oleh masyarakat, di antaranya Sosialisasi RTK ke lintas sektoral dan kader kesehatan, Sosialisasi RTK langsung ke 14 desa wilayah kerja UPT Puskesmas ALAI, Meminta dukungan dari Bapak Camat Tebing Tinggi Barat serta para Bapak Kepala Desa untuk memotivasi Ibu Hamil Resti untuk memanfaatkan RTK, melalui surat laporan bumil resti setiap dua bulan, Menjalin kemitraan dengan TP PKK Kecamatan Tebing Tinggi Barat serta PKK desa dalam menyosialisasikannya,"Jelasnya.

Tambahnya,Selama kurang lebih 3 bulan ini sudah ada 2 masyarakat dari desa jauh yang sudah memanfaatkan RTK Kasih Ibu, dan kedua Ibu hamil melahirkan dalam keadaan selamat dan sehat. Semoga melalui berbagai upaya ini, pemanfaatan RTK oleh masyarakat lebih meningkat lagi.***ek

 


Ikuti Terus Pelitariau.com

BERITA TERKAIT

BERITA TERPOPULER