Kanal

Percetakan Sawah desa Air Buluh Kuansing Gagal, Anggota KT Kecewa

PELITARIAU, Kuansing - Percetakan sawah di desa Air Buluh Kec Kuantan Mudik Kab Kuantan Singingi (Kuansing) bantuan dari APBN 2012 lalu, hingga saat ini masih menyisakan kekecewaan bagi anggota Kelompok Tani (KT) desa  tersebut.

Hal ini di sampaikan oleh salah seorang  anggota kelompok tani desa tersebut Rasyid yang di dampingi oleh salah seorang tokoh pemuda desa Air Buluh Ardian di Teluk Kuantan, Selasa (13/08/2016).

Di kisahkan Rasyid bahwa awalnya pembukaan percetakan sawah dimulai penebangan dilakukan dengan sistem borongan kepada sesorang yang bernama Mad Nalim. Selanjutnya  warga tersebut bekerja untuk melaksanakan tebas tebang menggunakan mesin sinso.

Setelah itu ketua kelompok tani Buyung Rahman akan melakukan pengerjaan ini dengan membutuhkan alat berat, namun juga tidak terlaksana kerena alasan tidak cukup uang karena saat itu berdasarkan informasi dari ketua kelompok pemilik alat berat tersebut minta bayaran sebanyak 75jt katanya.

Selanjutnya Rasyid mnyampaikan bahwa percetakan sawah yang direncanakan tahun 2012 dengan lokasi seluas 20 ha tersebut tidak selesai di laksanakan karena beberapa alasan. Beliau menceritakan proses awal untuk merencanakan adalah bahwa lahan tersebut awalnya adalah milik masyarakat yang bernama Zulkipli, dengan perjanjian berdasarkan kesepakatan hasil rapat dengan kepala desa 2012 lalu, bahwa apabila percetakan ini barhasil maka setiap anggota kelompok tani wajib membayar sebanyak 5 juta rupiah kepada pemilik tanah.

Namun hal tersebut tidak berhasil di laksanakan hingga tuntas, maka pemilik Tanah (Zulkpli) mengambil kembali lahannya tersebut sebanyak lebih kurang 4 ha yang kini telah di jadikan sebagai perkebunan sawit milik nya. Sedangkan 16 hektarnya lagi menjadi hutan kembali setelah lebih kurang 5 tahun tidak di urus oleh kelompok tani tersebut.

Menurut Rasyid bahwa apa yang dilaporkan oleh kelompok tani Buyung Rahman kepada pemerintah adalah manipulasi. Karena menurutnya  dulu ketua kelompok hanya menanam benih tersebut di atas tanah seluas lebih kurang  15x20m, dan areal inilah yang di foto ketua kelompok tani sebagai laporan kepada  pemerintah.

Dengan tidak terlaksananya percetakan sawah tersebut Rasyid sebagai anggota kelompok tani merasa sangat kecewa  karena bantuan dari pemerintah tidak dimanfaatkan secara baik, Bahkan di buang begitu saja, dan tentunya sangat merugikan anggota kelompok tani secara khusus, dan masyarakat pada umumnya.

Dalam kesempatan ini masyarakat desa Air Buluh berharap kepada pemerintah, dan lembaga yang berwenang untuk menyelesaikan permasalahan ini, sehingga dapat menemukan titik permasalahan ini terkait tidak selesainya percetakan sawah tersebut.

Selanjutnya Rasyid menyampaikan bahwa semua bantuan saat itu mulai dari benih padi, pupuk, racun rumput dan lain sebagainya tidak di gunakan sebagaimana mestinya. Tumpukan pupuk  yang masih tertimbun hingga saat ini masih berada di sekitar lokasi percetakan sawah tersebut.***(linda)


Ikuti Terus Pelitariau.com

BERITA TERKAIT

BERITA TERPOPULER