Kanal

BPS Mewaaspadai Lonjakan Inflasi Tertinggi Bulan Juni dan Juli

PELITARIAU, Jakarta- Badan Pusat Statistik (BPS) mewaspadai lonjakan inflasi tertinggi pada bulan depan seiring dengan meningkatnya permintaan barang dan jasa yang biasa terjadi saat Ramadhan dan menjelang Lebaran.

"Puncaknya bulan Juni nanti, karena kan lebaran tanggal 7 Juli. Biasanya setelah lebaran akan menurun tajam," tutur Deputi Statistik Distribusi dan Jasa BPS, Sasmito Hadi Wibowo, Selasa (31/5) sebagaimana diberitakan CNN Indonesia.

Menurutnya, beberapa bahan pangan yang patut diwaspadai pergerakan harganya adalah minyak goreng dan gula pasir. Pasalnya, harga kedua bahan kebutuhan pokok itu saat ini sudah mulai melonjak seiring dengan meningkatnya aktivitas bisnis kue kering rumahan.

Kendati demikian, Sasmito menilai kenaikan harga minyak goreng dan gula pasir belum terlalu signifikan puncak kenaikkannya diprediksi baru pada bulan depan.

Berdasarkan data informasi dari website Informasi Pangan Jakarta (IPJ), harga minyak goreng saat ini rata-rata Rp12.419 per kilogram, deangkan harga gula pasir rata-rata Rp15.593 per kilogram.

Untuk beras, Sasmito mengatakan harganya cenderung pasca musim panen yang biasanya terjadia pada April sampai Mei. Dengan begitu, ketersediaan beras di pasar masih banyak dan harga menjadi turun.

"Kami harapkan aman, ada beberapa (komoditas) yang (harganya) naik dan turun. Tidak tahu bulan depan, tapi naiknya beberapa bahan di bulan ini masih aman," tegasnya.

Tahun Ajaran Baru

Meski biasanya pasca Lebaran harga-harga turun, tetapi Sasmito mengingatkan ada potensi tekanan inflasi pada Juli , dengan adanya pergantian tahun ajaran baru anak sekolah dan musim liburan. Dia memperkirakan laju inlfasi Juli tidak akan jauh berbeda dengan Juni.

"Kami pikir mungkin inflasinya 50:50 pada bulan Juni dan Juli, karena Juni didorong persiapan Ramadhan dan Lebaran, Juli lebih karena faktor liburan dan tahun ajaran baru," jelasnya.

Dia menambahkan, momen pergantian tahun ajaran baru anak sekolah dan musim liburan biasanya akan berdampak pada meningkatnya kebutuhan jasa, terutama jasa angkutan travel. Untuk itu, BPS akan mewaspadai tarif jasa angkutan.

"Kan kami mau menjaga kebutuhan barang pokok yang selalu dibutuhkan, nah jasa juga harus dijaga terutama angkutan," tandasnya.**


Ikuti Terus Pelitariau.com

BERITA TERKAIT

BERITA TERPOPULER