Kanal

2.000 Hektar Sawah Terendam Banjir, Dampaknya Tidak Signifikan

PELITARIAU, Jakarta -Musim hujan yang mencapai puncaknya pada Januari-Februari ini mengancam panen padi di sejumlah daerah. Bila banjir menggenangi sawah, padi yang hampir panen bisa puso sehingga gagal panen.

Namun, Kementerian Pertanian (Kementan) mengklaim bahwa dampak banjir terhadap produksi padi pada awal tahun ini tak signifikan. Menurut catatan Kementan, hanya 2.000 hektar (ha) sawah yang tergenang banjir pada Januari lalu, sementara untuk bulan Februari masih dalam pendataan, tapi juga diperkirakan tak signifikan.

"Luas areal sawah yang tergenang banjir pada Januari 2016 di bawah 2.000 ha, nggak signifikan terhadap produksi," kata Kepala Pusat Data dan Informasi Kementan, Suwandi, kepada detikFinance di Jakarta, Senin (15/2/2016).

Dengan perhitungan produktivitas sebesar 5,1 ton per ha, maka produksi padi hanya berkurang sebesar 10.200 ton akibat banjir. "Nggak signifikan sama sekali, dampaknya sangat kecil," ujar Suwandi.

Berdasarkan perhitungannya, pada luas panen Januari mencapai 460.000 ha dan menghasilkan 2,4 juta ton gabah kering giling (GKG). "Lalu, Februari kita akan panen 5 juta ton GKG, Maret 12,6 juta ton GKG, lebih tinggi dibanding periode yang sama tahun 2015," paparnya.

Sementara itu, Dirjen Tanaman Pangan Kementan, Hasil Sembiring menambahkan, telah berupaya menekan gagal panen akibat banjir dengan menormalisasi jaringan irigasi, menyiapkan pompa-pompa untuk membuang air, dan membangun sumur-sumur untuk menyerap air di daerah-daerah rawan banjir.

"Kita sudah normalisasi jaringan irigasi, pompa sudah disiapkan, kita juga sudah membangun sumur dalam, sumur dangkal untuk daerah yang rawan banjir," tutupnya.**


Ikuti Terus Pelitariau.com

BERITA TERKAIT

BERITA TERPOPULER