Kanal

Kenduri Kampung dan Kuliner Khas Melayu

Orang-orang dari berbagai negara duduk bersila di halaman Rumah Limas Potong, Batam, Kepulauan Riau. Baik pejabat maupun masyarakat, semua duduk sama rendah dan menyantap menu yang sama di halaman satu-satunya rumah tradisional Melayu yang tersisa di Batam saat ini.

Mereka yang belum dapat tempat untuk makan di halaman rumah di kawasan Nongsa itu menunggu di pinggir tenda sembari menyanyikan lagu-lagu Melayu yang pernah populer pada 1940-1970.

Beberapa orang tua bernyanyi sembari menggoyangkan kepala. Larut dalam kenangan masa muda saat lagu-lagu itu tenar pada zamannya.

”Di Batam memang sering ada pesta di rumah-rumah warga. Tetapi, jarang yang menyajikan kuliner Melayu dan melantunkan lagu-lagu Melayu dengan orkes lengkap. Kenduri kampung yang benar-benar Melayu sepenuhnya masih ada, tetapi sudah jarang,” ujar Ketua Perhimpunan Zuriat Raja Riau Lingga di Batam Raja Gani.

Kenduri kampung yang dimaksud Gani adalah apabila menu yang disajikan adalah kuliner khas Melayu Kepulauan Riau. Makanan olahan hasil laut menjadi menu utama sesuai kondisi alam provinsi kepulauan itu.

Asam pedas tenggiri, rajungan rebus, tumis cumi, sambal, serta acar yang mudah dimasak jadi pilihan kenduri kampung. Camilannya kue-kue tradisional Melayu.

”Biasanya karena alasan praktis, makanan kecil yang disajikan buatan pabrik atau berbagai roti. Kue Melayu, seperti bingke, lempar ikan, dan bolu kemoja, disajikan kalau benar- benar kenduri kampung,” ujarnya.

Untuk hiburan, dilantunkan lagu-lagu Melayu yang populer sebelum dekade 1980-an. Lagu- lagu itu ditampilkan orkes lengkap atau paling tidak ada akordion, dambus, biola, dan gendang. Bukan musik dari organ tunggal.

Memang, tidak mudah menghadirkan sepenuhnya kenduri kampung. Selain kelompoknya semakin sedikit, biaya mengundang orkes Melayu lebih mahal dibandingkan mengundang kelompok organ tunggal.

Atas alasan kepraktisan dan enggan merepotkan, tidak sedikit yang memilih menggunakan jasa katering dan menyelenggarakan resepsi di gedung pertemuan.

Kekayaan budaya

”Secara tidak langsung, kenduri kampung sebenarnya salah satu sarana merawat kekayaan sejarah dan kebudayaan Melayu. Sepintas memang hanya terlihat sebagai acara makan beramai- ramai. Tetapi, sebenarnya banyak nilai, sejarah, dan kebudayaan Melayu dilestarikan dan diwariskan lewat kenduri kampung,” tutur sejarawan Batam Ahmad Dahlan.**

sumber : National Geographic Indonesia


Ikuti Terus Pelitariau.com

BERITA TERKAIT

BERITA TERPOPULER