Kanal

Dewan Temukan Kerusakan Lingkungan Akibat PETI Di Kuansing

PELITARIAU, Telukkuantan- Maraknya aktivitas Penambangan Emas Tanpa Izin (PETI) di Kuantan Singingi (Kuansing), Riau mengakibatkan kerusakan lingkungan yang sangat luar biasa. Bahkan, lahan yang dulunya merupakan perkebunan kini menjadi tandus, tak ubahnya seperti padang pasir.

Hal ini disampaikan Ketua Komisi A Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kuansing, Musliadi kepadawartawan saat meninjau kerusakan lingkungan di sekitar PT Tri Bhakti Sarimas (TBS), Jumat (16/10) malam.

"Ini kejahatan lingkungan yang luar biasa. Kerusakan sangat parah, dimana bekas dari PETI ini hanya ada onggokan pasir dan lobang bekas galian," ujar Musliadi.

Akibat dari aktivitas PETI ini, lanjut Musliadi, isi perut bumi yang seharusnya berada di kedalaman 10-15 meter, kini sudah di permukaan. Kerusakan tidak hanya di areal perkebunan, tapi juga di Sungai Kuantan dan Sungai Singingi.

Jika kerusakan di areal HGU perusahaan, tentu yang dirugikan adalah investor. Sementara  kalau di sungai masyarakat tidak bisa memanfaatkannya, Sebab sudah tercemar merkuri.

“Kenyataannya, masyarakat tetap mandi dan mencuci di sana. Ini yang akan membunuh peradaban," urai Musliadi.

Bagi Musliadi, masyarakat tidak bisa terus-menerus mengkambinghitamkan kondisi perekonomian saat ini. "Saya tahu, hanya segelintir orang warga Kuansing yang melakukannya. Yakni, orang-orang yang tak mengerti. Rata-rata, mereka dibantu oleh para cukong, seperti peralatan untuk mendompeng," lanjut Musliadi.

Jumlah tersebut tidak sebanding dengan masyarakat yang ketergantungan sama Sungai Kuantan.
Masih banyak pekerjaan lain yang halal selain PETI, untuk mengisi “kampung tengah”.

“Jangan hanya membuat alasan “kampung tengah” malah merusak lingkungan membuat orang lain sengsara," pungkas Musliadi.(mw)
 


Ikuti Terus Pelitariau.com

BERITA TERKAIT

BERITA TERPOPULER