Kanal

Plt Gubernur Nyatakan Titik Api Di Riau Nihil

PELITARIAU, Pekanbaru- Jumat (2/10) pagi Plt Gubri bersama Satgas Penanggulangan bencana asap, seperti, Dansatgas Brigjen TNI Nurendi, Danlanud Marsma Henri Alfiandi, dan Kapolda Riau Brigjen Pol Dolli Henri Alfiandi, menghadiri diskusi umum tentang penanganan asap di Riau, di Universitas Muhammadiah Riau (UMRI) Kampus 2 (dua) di samping Mall SKA Pekanbaru,

Hadir juga di acara ini, para mantan Gubernur Riau terdahulu, Wan Abubakar dan Saleh Jasid, dan mantan walikota Pekanbaru Herman Abdullah, hadir juga mantan wakil ketua Ombudsman RI Azlaini Agus.

Dalam diskusi yang bertempat di bangunan Masjid yang baru di bangun dan akan di resmikan ini oleh Plt Gubernur Riau ini berada di area kampus UMRI, di hadiri juga oleh seluruh mahasiswa/wi UMRI.

Dalam sambutannya Plt Gubri menyatakan bahwa beberapa hari terakhir ini titik api di Provinsi Riau sudah nihil, sehingga tidak munggkin asap yang menyelimuti Riau saat ini tidak mungkin dari Riau. "Berarti asap ini kiriman dari Provinsi lain", ungkap Andi Rachma, sapaan akrabgnya.

Selanjutnya Plt Gubernur ini menghimbai dan mengajak untuk bersama-sama untuk berkonsentrasi mematika titik api. Didepan para Mahasiswa Ia mengatakan saat ini Pemerintah Provinsi (Pemprov) Riau tengah berkonsentrasi untuk penanggulangan kesehatan pencemaran udara akibat kabut asap.

Padasaat ditemui usai acara oleh pelitariau.com Plt Gubri mengungkapkan, Walaupu asap yang melanda Riau kini bukan dari Riau melainkan dari Provinsi lain.  Pemprov Riau tetap berfokus pada penanggulangan pencemaran udara akibat asap dan penanggulangan kesehatannya juga.

"Pemprov Riau saat ini tengah berkonsentrasi pada penanggulangan kesehatan akibat pencemaran udara ini.Diharapkan bantuan dari pusat dapat maksimal terutama bantuan yang terpenting untuk Riau saat ini adalah bantuan berupa Masker, obatan dan vitamin," ungkap Andi Rachman.

Ketika di singgung masalah TMC yang belum maksimal saat ini, akibat masih tertutup kabut asap Plt Gubri mengatakan kini apabila ingin melakukan modifikasi cuaca masih terhambat oleh cuaca.

"Sekarang di Pekanbaru, heli udah ada, pesawat juga udah ada, dan pasukan pembantupun sudah standbay di posnya masing-masing. Sekarang kalau mau modifikasi cuaca terhambat oleh awan yang tidak terlihat," ungkap Plt Gubri.

Ditempat yang sama saat di wawancara, mantan Gubernur Riau Saleh jasid mengungkapkan bahwa kebakaran hutan ini masih erat hubungannya dengan kebudayaan masyarakat Riau dahulu ketika ingin membuka lahan dengan cara menebang hutan. Namun itu memakan waktu lama dan biaya yang besar, namun kini sudah ada perkembangan dengan biaya yang lebih murah dan cepat, masyarakat melakukan pembakaran hutan itu.

"Terlebih lagi kini dengan masuknya Perusahaan besar di Riau bertambah meluaslah pembakaran hutan tersebut, hingga kini.
kebakaran hutan ini erat hubungannya dengan budaya masyarakat Riau yang dahulu menebang hutan untuk membuka lahan," ulangnya.

Sambungnya lagi seharunya rakyat bersama  perusahaan harus bekerja sama dengan baik yang saling menguntungkan satu dengan yanglain.

Mantan Gubernur Riau yang lain Wan Abubakar mengutarakan pendapatnya,"saya melihat masalah asapi ini sudah rutin terjadi terutama musim kemarau, ujarnya.

Seharusnya ada retorasi terhada hutan Riau, karena di Riau sebagian lahannya adalah tanah gambut namun kini sudah beralih menjadi daerah industri. oleh karena itu kedepan pemerintan daerah harus berkordinasi dengan pusat, dan kemudian wilayah harus ada rapat kordinasi dengan pusat.

"Harus ada pemetaan kawasan hutan di Riau, ini kelemahannya pada pemerintah yang mudah memberikan ijin kepada pengusaha, HTI, HGU, dan yang lainnya. Hal inipun harus di laporkan kepada kementrian kehutanan, supaya mentri kehutaann agar meninjau terhadap ijin usaha," ungkapnya.

"Saya bisa mngungkapakan masalah ini seperti sakit gigi, dan pemerintah harus audit kembali ijin lahan gambut ini," tandas Wan Abubakar. (osp)


Ikuti Terus Pelitariau.com

BERITA TERKAIT

BERITA TERPOPULER