Kanal

Dinilai Arogan, Polisi Tembilahan Obrak-Abrik 4 Rumah Warga Pengalihan

PELITARIAU, Tembilahan - Saat melakukan penangkapan 11 orang warga Desa Pengalihan Kecamatan Keritang Inhil-Riau, kondisi mencekam. selain mengobrak-abrik 4 rumah warga, Polisi juga menembaki rumah warga sehingga kondisinya memprihatinkan. Dengan bunyi tembakan membuat warga ketakutan sehingga menimbulkan trauma yang mendalam.

4 rumah warga Desa Pengalihan yang diobrak-abrik polisi dari Polres Inhil pada Jum,at (14/8) kemarin adalah rumah Hj Dg Makera di Parit Gd Makitta, dan tiga rumah anaknya masing-masing rumah Dg Matare, Amirullah dan Suhendar. 4 rumah warga yang di obrak-abrik polisi tersebut dengan alasan mencari Suhendar namun, almari serta laci meja dibongkar paksa.

Akibatnya, sejumlah peralatan yang terdapat di 4 rumah tersebut mengalami rusak, satu diantara dari rumah yang di obrak-abrik juga ditembaki oleh polisi yang menggunakan senjata api. "Kami diberlakukan seperti teroris, sampai kedalam lemari kamar kami di periksa," kata Hj Dg Makera kepada pelitariau.com Kamis (27/8) di Pengalihan.

Hj Dg Makera yang trauma atas kejadian itu juga menjelaskan, kalau saat polisi datang kerumahnya dengan marah-marah sambil melakukan pengrusakan terhadap sepeda motor miliknya dan milik keluarganya. "Sepeda motor kami dirusaki polisi dengan menggunakan parang," jelasnya.

Sepeda motor miliknya yang dirusaki Polisi berjenis, Kawasaki Ninja, Suzuki Shogun, Honda Blid dan sepeda motor jenis trail. "Apa salahnya sepeda motor kami sampe dirusak, polisi juga membawa barang-barang kami seperti badik pusaka(pisau,red). saya lihat polisi memukuli dan menembak saat memasuki rumah kami," jelasnya.

Kejadian serupa juga di alami Hajra, pemilik rumah yang juga diobrak-abrik oleh polisi, dimana rumahnya digeledah oleh polisi hingga mengakibatkan kerusakan pada pintu bagian belakang dan pintu wc miliknya. "Kenapa rumah kami di geledah seperti ,mau menangkap teroris saja," katanya.

jauh dari lokasi rumah milik Hj Dg Makera dan Hajrah, rumah milik Lilik Karwati juga di obrak-abrik oleh polisi. dimana meja kursi dan dokumen berharga yang tersusun rapi di atas meja berserakan. "Polisi saat menggeledah rumah saya sambil bilang, kalau kami makan hasil pemerasan," kata Lili yang saat ini masih trauma.

Semantara itu, rumah milik Amirullah yang sudah tidak ditempati lagi kondisinya lebih memprihatinkan akibat ditembaki oleh polisi. sejumlah kaca rumah pecah bahkan almari berantakan serta aquarium miliknya berserakan akibat peluru yang keluar dari pistol milik polisi.

Dalam jumpa pers yang disampaikan PAUR Humas Polres Inhil, Hadi Wicaksino, Rabu (26/8) di Tembilahan kemarin menjelaskan, kalau penangkapan warga desa Pengalihan dan menggeledahan rumah warga tersebut adalah pengembangan kasus pemerasan di perusahaan Pabrik Kelapa Sawit (PKS) milik PT Riau Agri.

Adapun kronologis penangkapan warga pengalihan tersebut, awalnya 4 diantara 11 warga tersebut melakukan pemerasan salah satu karyawan PT Riau Agri di Keritang atas nama Hermawan serta melakukan pengeroyokan terhadap karyawan tersebut.

Pada tanggal 3 Agustus 2015, 3 warga berhasil diamankan Polsek Keritang yakni AM, RI dan PI. Sedangkan 1 pelaku lagi masih DPO. Tak lama kemudian terjadi unjuk rasa di Perusahaan tersebut meminta bebaskan ketiga rekan yang diamankan petugas Polsek Keritang.*hf


Ikuti Terus Pelitariau.com

BERITA TERKAIT

BERITA TERPOPULER