Kanal

Wali Murid Di Pelalawan Kecewa Dengan Raport Kurikulum 2013

PELITARIAU, Kerinci - Bisa dipastikan hampir seluruh Wali Murid di Kabpaten Pelalawan kecewa dengan sistem penilaian laporan hasil capaian kompetensi peserta didik atau raport kurikulum 2013. Pasalnya tidak ada angka-angka yang menjadi patokan penilaian.

 

Wali Murid malah menilai raport kurikulum 2013 membuat semangat anak semakin menurun dalam belajar dan penilaiannya seperti anak taman kanak-kanak

Hanum (35) warga jalan pemda yang baru mengambil raport anaknya yang duduk dibangku kelas 1 SD dengan nada kesal menyebutkan bahwa penilaian dalam raport 2013 tidak mendorong anak bersaing Dan konpetitif.

 

"Kalau seperti ini raportnya bukan malah bikin anak semangat belajar. Angkanya saja ga' Ada. Seperti sikap tertulis memiliki prilaku jujur disiplin tanggung jawab. Itu darimana guru bisa tahu. Anak Kita ini masih SD. Wajar saja masih penyesuaian dari taman kanak-kanak. Penilaiannya deskripsi semua, Bang," keluhnya.

Tak hanya itu, sambungnya, termasuk pengetahuan yang dinilai dengan kata baik, cukup baik, sangat baik, kurang baik dan juga penilaian keterampilan. Menurutnya, ini bukan memotivasi guru untuk menjadikan anak pintar tapi malah bikin malas. Karena tidak ada angka pasti untuk dijadikan patokan. 

"Kalau raport dulu kan jelas nilai matematika sekian, IPA sekian, IPS sekian, Bahasa Indonesia sekian. Ini malah tidak ada. Kita tidak tahu kelebihan dan kekurangan anak," ungkapnya.

Dilanjutkan Hanum, meski tak ada penilaian angka namun yang membuat dirinya makin bertambah heran karena guru bisa meranking prestasi anak berdasarkan penilaian itu.

 

 "Anak saya nilai hariannya diatas 90 rata-rata. Aspek penilaian bagus tapi ternyata ranking 8. Saya pun jadi bertanya-tanya, darimana penilaian guru membuat ranking itu. Memang sekolah anak saya penerapan kurikulumnya sudah 2 tahun. Tapi anak kita baru disini. Saya minta Disdik mengembalikan kurikulum yang lama saja. Jadi kita tahu kekurangan anak. Kalau nilainya seperti ini bagaimana mau memotivasi anak. Kelebihan dan kekurangannya juga kita tidak tahu," ungkapnya.

Hal senada juga disampaikan Indra ( 36), wali Murid lainnya. Dirinya merasa tidak puas dengan penilaian raport kurikulum 2013. 

"Anak saya baru kelas 1 SD tapi waktu saya lihat raportnya sama saja seperti raportnya taman kanak-kanak. Malah penilaian di taman kanak-kanak lebih lengkap. Kita itu ingin nilai dari hasi proses belajar mengajar. Jadi dengan nilai itu kita tahu apa kelebihan dan kekurangan anak," ucapnya.

Jika seperti itu, ia mempertanyakan jika pelaksanaan Ujian Akhir Sekolah atau Ujian Nasional yang akan dilakukan. Maksudnya, apa penilaian UAS dan UN nanti seperti ini juga? Penilaiannya darimana terutama tingkat SMA. Apa kelulusannya nanti murni ditentukan oleh sekolah. Ini akan semakin membingungkan anak didik jika masuk kuliah," tuturnya.

Karena itu, dirinya meminta agar Disdik Pelalawan jangan memaksakan pelaksanaan kurikulum 2013. Pasalnya, ini sangat tidak objektif dalam memberikan penilaian terhadap anak.

 

"Kita berharap Disdik Pelalawan Kembali ke kurikulum lama saja 2006. Jangan dipaksakan untuk dilanjutkan kurikulum 2013 karena sangat tidak efisien. Saya dukung penghapusan kurikulum 2013 seperti yang menjadi kebijakan Mendiknas," katanya.

Sementara itu, Kadisdik Pelalawan MD. Rizal, S.Pd. M.Pd melalui Kabid Kurikulum Salbiah mengaku memang raport kurikulum 2013 adalah berbentuk deskripsi. "Saat ini memang kita sedang dalam evaluasi pelaksanaan kurikulum 2013. Kita juga menunggu Surat edaran dari Mendiknas terkait kelanjutan kurikulum 2013 ini," ujarnya.

Menurutnya, kekecewaan Wali Murid merupakan Hal yang wajar namun demikian pihak Disdik Pelalawan tentu harus mengikuti petunjuk dan arahan dari pusat. "Pihak kita terus berkoordinasi dengan pihak Provinsi mengenai Surat Edaran dari Mendiknas. Namun hingga sekarang belum turun," paparnya.

Dikatakan Salbiah, untuk SMA setingkat semester III  maka akan disediakan 2 macam rapot. Yakni Kurikulum 2013 serta Satuan tingkatan pendidikan. "Hal ini dilakukan jika diminta untuk menghadapi UAN. Jadi kita sudah mempersiapkannya," ungkapnya.

Disinggung soal adanya guru-guru yang masih kesulitan dalam penilaian Kurikulum 2013, diakui Salbiah memang ada sekolah yang meliburkan anak-anak terlebih dahulu seperti SDN 06 Dan SDN 07. "Benar mereka meliburkan anak murid dan habis liburan baru diterima raportnya. Ini Kan juga dalam proses. Kita lihat saja nanti Surat Edaran dari Mendiknas," tutupnya. (kor. htl)
 

Editorial: rio ahmad


Ikuti Terus Pelitariau.com

BERITA TERKAIT

BERITA TERPOPULER