Kanal

Dibalik Tahun Baru Imlek,Sejarah Dan Mitos

PELITARIAU, Meranti - Setiap apapun baik itu hari perayaan baik hari hari penting lainnya, tentunya memliki sejarah dan mitos tersendiri sehingga hari-hari itu dianggap sangat penting dan wajib diperingati oleh banyak orang, baik itu negara, atau diperingati hanya suku-suku tertentu saja. Dan untuk tahun 2018 ini, Tahun Baru Imlek jatuh tepat pada hari jum’at  yaitu Pada tanggal 16 Februari 2018.

Tahun Baru Imlek dirayakan di daerah dengan populasi suku Tionghoa, Tahun Baru Imlek dianggap sebagai hari libur besar untuk orang Tionghoa dan memiliki pengaruh pada perayaan tahun baru di tetangga geografis Tiongkok, serta budaya yang dengannya orang Tionghoa berinteraksi meluas. Ini termasuk Korea, Mongolia, Nepal, Bhutan, Vietnam, dan Jepang (sebelum 1873).

Di Daratan Tiongkok, Hong Kong, Makau, Taiwan, Singapura, Indonesia, Malaysia, Filipina, Thailand, dan negara-negara lain atau daerah dengan populasi suku Han yang signifikan, Tahun Baru Imlek juga dirayakan, dan pada berbagai derajat, telah menjadi bagian dari budaya tradisional dari negara-negara tersebut.

Nah bagi yang penasaran, apasih Sejarah dan Mitos dibalik perayaan tahun baru imlek? mari disimak…

Sejarah Imlek Itu Sendiri

Sebelum Dinasti Qin, tanggal perayaan permulaan sesuatu tahun masih belum jelas. Ada kemungkinan bahwa awal tahun bermula pada bulan 1 semasa Dinasti Xia, bulan 12 semasa Dinasti Shang, dan bulan 11 semasa Dinasti Zhou di China.

Bulan kabisat yang dipakai untuk memastikan kalendar Tionghoa sejalan dengan edaran mengelilingi matahari, selalu ditambah setelah bulan 12 sejak Dinasti Shang (menurut catatan tulang ramalan) dan Zhou (menurut Sima Qian).

Kaisar pertama China Qin Shi Huang menukar dan menetapkan bahwa tahun tionghoa berawal di bulan 10 pada 221 SM.

Pada 104 SM, Kaisar Wu yang memerintah sewaktu Dinasti Han menetapkan bulan 1 sebagai awal tahun sampai sekarang.

 Tahun pertama Tahun Baru Imlek/Yinli dihitung berdasarkan tahun pertama kelahiran Kongfuzi (Confucius), hal ini dilakukan oleh Kaisar Han Wudi sebagai penghormatan kepada Kongfuzi yang telah mencanangkan agar menggunakan sistem penanggalan Dinasti Xia dimana Tahun Baru dimulai pada tanggal 1 bulan kesatu. Oleh sebab itu sistem penanggalan ini dikenal pula dengan Kongzili.

Mitos Dibalik Tahun Baru Imlek

Perayaan Imlek, saatnya pergantian tahun dalam kalender China. Ini berarti memulai awal kehidupan baru dengan harapan menjadi lebih baik lagi di tahun berikutnya. Beberapa mitos pun beredar dan dipercayai oleh para warga etnis Tionghoa.

Sebagian orang China percaya bahwa mencuci rambut pada hari pertama di tahun yang baru sama artinya dengan membasuh keberuntungan mereka. Untuk memastikan Anda tidak penuh utang di tahun yang baru, orang China percaya bahwa semua tagihan tersebut harus dilunasi sebelum pergantian tahun.

Rumah harus sudah rapi sebelum tahun baru dimulai untuk menyapu semua kemalangan dan membuat jalan keberuntungan di tahun mendatang. Namun ingat, menyapu atau membersihkan rumah semestinya tidak dilakukan di hari tahun baru karena sama artinya menyapu semua kekayaan dan keberuntungan untuk tahun ini.

Orang China pun percaya bahwa menangis dan meratapi nasib pada tanggal 1 di tahun yang baru akan mendatangkan kesedihan bertubi-tubi selama setahun penuh. Pemilihan warna untuk ornament dan pakaian pun sangat diperhatikan. Warna merah sebagai simbol keberuntungan dan sukacita, ini akan lebih banyak digunakan. Setiap orang akan menghindari warna putih dan hitam yang menandai suasana berkabung dalam warna tradisional China.

Namun, mitos paling romantis dari tradisi Tahun Baru China adalah setiap peremuan lajang menulis pesan serta informasi nomor kontak mereka pada sebuah jeruk, kalu melemparkannya ke sungai. Kaum pria bertugas mengumpulkan jeruk dan menentukan apakah mereka akan mengambil kesempatan dengan nomor kontak yang tertulis berdasarkan manis atau asam dari rasa jeruk tersebut. **rls/adit


Ikuti Terus Pelitariau.com

BERITA TERKAIT

BERITA TERPOPULER