Kanal

Resahkan Masyarakat, Graha Home Shopping Ini Diduga Main Hipnotis Para Korban

PELITARIAU, Inhu - Graha Home Shoping (GHS) yang terletak di Kecamatan Seberida Kabupaten Indragiri Hulu (Inhu) ini meresahkan banyak masyarakat. Pasalnya operasi marketing perkakas rumah tangga tepat didepan Baleno-Motor Belilas ini diduga melancarkan aksi 'bulusnya' ke masyarakat dengan cara memberi Doorprise dari kupon hadiah jutaan rupiah. Doorprise dari kupon hadiah yang diberikan kepada masyarakat yang beruntung tersebut akan dimintai uang sebagai bentuk administrasi.

Doorprize dari kupon hadiah tersebut beragam macam pilihan mulai dari A1 hingga A4 (Hadiah Istimewa), anehnya lagi bagi yang mendapatkan hadiah utama akan dikenakan Administrasi senilai Rp. 3 Jutaan agar bisa mengambil hadiah utama, yakni Elite Cooker senilai Rp.3,99 juta , Juicer 8 In 1 senilai Rp.2,99 juta, Mineral Water senilai Rp.1,99 juta, Sauna Belt, senilai Rp.790 ribu dan Sandal Therapy senilai Rp.690 ribu hingga hadiah tersebut ditotal hampir mencapai 11 Juta rupiah.

Operasi marketing ini diakui sangat meresahkan masyarakat, bahkan para korbanya mengaku telah dirugikan hingga jutaan rupiah. Seperti yang diceritakan oleh salah seorang wartawan media cetak yang enggan disebutkan namanya itu, Jum'at (1/8) sekira pukul 20.00 WIB melalui via selulernya.

Dirinya hampir saja menjadi korban penipuan selanjutnya dari bisnis 'Nakal' tersebut, dikatakannya kalau modus operandinya dengan cara melancarkan serangan komunikasi kepada siapa saja, tak perduli itu polisi, wartawan, pegawai ataupun siapapun acap kali menerima telpon dari ara Customer Servis (Cs) GHS. 

"Para korbannya nanti ditelepon lalu dibujuk untuk mengambil bingkisan kecil gratis di GHS sebagai bentuk syukuran mereka. Nah, disitu mereka mulai memainkan peran licik mereka dengan menawarkan doorprise atau kupon hadiah menarik," ujarnya.

Ditambahkannya, bahwa undian ini hanya diberikan bagi pengunjung yang beruntung saja, kupon undian pun dibuka kemudian digosok karena di dalam undian tersebut tersimpan kode bertuliskan angka dan tulisan mulai dari A1 sampai hadiah utama yaitu A4. Bak seperti dihipnotis calon korban tak berdaya, para sales pun mendukung dengan berbagai pujian kepada korban, bahwa perolehan hadiah itu sangat langka dialami setiap peserta yang datang di GHS.

"Tapi yang namanya Doorprisekan tidak ada pungutan biaya apapun, lagian kalau saya cek di situs online atau di toko-toko lainnya harga hadiah utama (A4,red) tersebut tidak sampai puluhan juta harganya, ternyata semua produk itu paling hanya berkisar senilai 2,5 jutaan, ini namanya penipuan!!!," tegasnya lagi.

"Jangan disia siakan doorprize ini pak, ini gratis hanya saja ada biaya administrasinya, kalau semua ini nilainya lebih dari 10 juta berarti masih untung." ucapnya menirukan seorang karyawan GHS kepada sang korban.

Hal senada juga di alami Yadi (50) warga Belilas, Skenario bisnis Nakal ini seperti sudah terkoordinir dengan cara hipnotis Sebab setelah para korban sadar, merekapun segera merincikan nilai produk tersebut dengan cara melakukan surve harga toko lain baik secara offline maupun online, ternyata semua produk itu paling hanya berkisar senilai 2,5 jutaan. " Tapi ini doorprize kok malah harus mengeluarkan uang hampir 3 jutaan, saya curiga ini bisnis nakal " ungkap Yadi.

Serupa juga yang dialami Luky (35) yang menjadi korban GHS, menurut Luky ada yang aneh dalam sistem jualan GHS, anehnya setelah masuk kedalam ruangan mereka merasa senang atau tak mampu memikirkan lain hal, "pokoknya perasaannya senang seperti sudah tersugesti” sebutnya.

Sementara itu, salah seorang Marketing, Frenky (36) menyangkal jika usahanya itu merupakan modus penipuan, sebab harga yang mereka jual berkualitas tinggi dan berharga mahal, "itu yang Elite Cooker hampir 4 jutaan dan bermerek terkenal berbeda jauh dengan yang dipasaran.” bantahanya.

Namun ketika ditanya merk produk itu frengky enggan menjawab, padahal jika dipasaran umumnya hanya Rp.800 ribu hingga Rp.1 Juta. Bahkan, terakhir diketahui dari banyaknya sumber menuding GHS ternyata tidak mengantongi surat izin usaha, sebab kantor selalu berpindah pindah dalam jarak waktu tak menentu.

Terpisah, dari sumber yang patut dipercaya, modus seperti itu sudah lama ada, hanya saja hingga kini masih banyak yang jadi korban rayuan para marketing, "itu sih sudah lama, dulu mereka di Mall, di kota kota besar tapi sekarang sudah merambah ke pelosok pelosok dan tempatnya berpindah pindah atau hanya sewa tempat, tidak lama terus tutup karena pindah lagi ” ujar salah seorang yang enggan disebutkan namanya.

Ia berharap, masyarakat di sekitar Kecamatan Seberida dan Batang Cenaku jangan sampai jadi korban kenakalan GHS. " jika ada telepon mengatasnamakan GHS dan mengiming imingi atau meminta datang ke GHS jangan percaya lagi," pesannya. **Adr

 


Ikuti Terus Pelitariau.com

BERITA TERKAIT

BERITA TERPOPULER