Pilihan
Doa Rakyat Inhu, Tuah Keramat Bukit Embun Dodi Irawan Bakaghojo Raih Juara 1
Heboh, Adila Ansori Terkejut Soal Isu Pergantian Pimpinan DPRD Inhu
Dodi Nefeldi SPBU Masuk DCS PDI-Perjuangan, Ini Nomor Urutnya
6 Manfaat Kurma Untuk Kesehatan
Soal Kabut Asap Sudah 18 Tahun, "Kita Lebih Bodoh Dari Keledai"
PELITARIAU.COM - Tokoh nasional sekaligus pendidik, Ahmad Safii Ma'arif punya pandangan kritis terkait kabut asap akibat kebakaran hutan dan lahan gambut di Sumatera dan Kalimantan. Menurut pria yang akrab disapa Buya itu, pengelola negara terlalu bodoh dalam mengurus kekayaan alam Indonesia.
"Kabut asap bukan hanya sekali, sudah 18 tahun selalu terjadi kebakaran lahan gambut. Ini yang paling parah," katanya usai workshop Program Damai di Dunia Maya yang digelar Badan Nasional Penanggulangan Teroris di Jogja Expo Center, Yogyakarta, Kamis (29/10/2015).
Mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah itu berpikir jernih mengenai kabut asap. Kata dia, ada kesalahan dari pemerintah daerah maupun pihak lain karena ada yang sengaja membakar lahan gambut untuk dijadikan lahan.
"Negara tidak serius dalam menangani kebakaran lahan gambut, tiap musim panas terjadi. Pemerintah jangan lagi memberi izin pengelola lahan gambut yang merugikan," tegasnya.
Bahkan, sambungnya, pembakaran lahan gambut merupakan tindakan legal. Artinya, justru ada pembiaran yang dilakukan pemerintah dalam pengelolaan lahan gambut.
Buya pun menganalogikan penanganan kabut asap yang terjadi di Indonesia layaknya seekor keledai. Menurut dia, keledai tidak akan mengulangi lagi perbuatan yang sama. Sehingga, dia tidak akan terjebak pada kasus yang sama.
"Kita lebih bodoh dari keledai. Sudah tahu itu akan terjadi, kenapa masih mengulangi lagi," sindirnya.
Buya mengatakan, hingga saat ini bencana tersebut belum bisa diselesaikan. Sebab, dalam penanganan kebakaran lahan gambut yang sudah meluas tidak mudah seperti membalikan telapak tangan. "Pemerintah harus serius dalam penanganannya," kata dia.
Saat disinggung Presiden Joko Widodo menggelar rapat dengan sejumlah menteri di rumah dinas Bupati Ogan Komering Ilir (OKI), Sumatera Selatan (Sumsel), hari ini. Buya melihat tidak menyelesaikan masalah.
"Enggak cukup kalau hanya sekadar berkantor di sana. Penanganan kebakaran lahan gambut itu harus disikapi serius karena sengaja dibakar," ujarnya.
Sekadar diketahui, hari ini Presiden Jokowi menggelar rapat dengan sejumlah pejabat dan menteri di antaranya Menko Polhukam Luhut Binsar Panjaitan, Menteri Kesehatan Nila F. Moeloek, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Anies Baswedan, Menpupera Basuki Hadimoeljono, Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa. Hadir juga Kepala Staf Kepresidenan Teten Masduki serta Gubernur Sumatera Selatan Alex Noerdin.**redp
Barita Simanjuntak: JA Burhanuddin kerja keras Membawa Kejaksaan Berani Menerjang Bandai dan Bertahan Bagai Batu karang Dalam Gempuran koruptor
PELITARIAU, Jakarta - Institusi Kejaksaan hingga saat ini masih memuncaki .
Program Adhyaksa Awards, Barita Simanjuntak: Jaksa Berprestasi Harus Diberikan Kesempatan
PELITARIAU, Jakarta - Lima Dewan Pakar sedang menyeleksi nama-nama Jaksa berpres.
Kejagung Bongkar Kasus Mega Korupsi Tambang Timah, Begini Penjelasan Tenaga Ahli Jaksa Agung RI Barita Simanjuntak
PELITARIAU, Jakarta - Tim Jampidsus Kejaksaan Agung secara marathon melakukan pe.
Komisi Kejaksaan Apresiasi Gercep Kejagung Usut Korupsi Tambang Timah
PELITARIAU, Jakarta - Komisi Kejaksaan Republik Indonesia menegaskan peran lemba.
Dirjen PP Beri Masukan Dalam Rancangan Peraturan Kode Etik dan Profesi Jaksa
PELITARIAU, Jakarta - Kejaksaan Republik Indonesi terus melakukan pembenahan, kh.
Komjak Ingatkan Jaksa Untuk Patuhi Pasal 143 KUHAP, Terdakwa Berhak Terima Surat Dakwaan
PELITARIAU, Jakarta - Komisi Kejaksaan Republik Indonesia mengingatkan insan Adh.