Pilihan
Doa Rakyat Inhu, Tuah Keramat Bukit Embun Dodi Irawan Bakaghojo Raih Juara 1
Dibaca : 6248 Kali
Heboh, Adila Ansori Terkejut Soal Isu Pergantian Pimpinan DPRD Inhu
Dibaca : 2800 Kali
Dodi Nefeldi SPBU Masuk DCS PDI-Perjuangan, Ini Nomor Urutnya
Dibaca : 7312 Kali
6 Manfaat Kurma Untuk Kesehatan
Dibaca : 1438 Kali
Geger, Belut Keramat 1,5 Meter Ditaklukan Warga Inhu
Belut berukuran tak lazim di Air Waiselaka Desa Waai Kecamatan Salahutu Kabupaten Maluku Tengah Provinsi Maluku
PELITARIAU, Maluku - Belut raksasa berukuran 1,5 meter dengan usia lebih dari 30 tahun, yang terdapat di Air Waiselaka Desa Waai Kecamatan Salahutu Kabupaten Maluku Tengah Provinsi Maluku dikunjungi oleh delegasi Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Riau. Ratusan belut yang terdapat di desa Waai diyakini keramat sehingga tidak dimakan oleh masyarakat setempat.
Delegasi PWI Provinsi Riau yang dipimpin langsung ketua PWI Riau H Dheni Kurnia, Senin (6/2/2017) sebelum mengunjungi lokasi Waiselaka yang terdapat ratusan belut raksasa berukuran tak lazim tersebut, sebelumnya delegasi PWI Riau mengunjungi lokasi pameran Hari Pers Nasional (HPN) 2017 di lapangan merdeka kota Ambon dan pantai Nat Sheva di Desa Suli Kecamatan salahuto Kabupaten Maluku Tengah.
Usai menikmati suasan pantai Nat Sheva, Liaison Offeicer (LO) HPN membawa delegasi PWI Riau menuju desa Waai. Ratusan ekor belut raksasa yang diyakini keramat tersebut, terdapat didalam kolam yang menurut riwayatnya, kolam terbentuk akibat tertancapnya tombak sakti secara misterius yang mengeluarkan air.
Ratusan belut raksasa keramat di desa Waai, dijaga oleh seorang pawang belut bernama Ombai Bakarbessi (76), kakek penjaga belut ini sudah menekuni profesinya menjaga belut-belut keramat tersebut sejak tahun 1976. "Air dikolam ini kami minum tanpa di masak lagi, belut-belut ini tidak boleh di makan, sebab belutnya keramat," kata Ombai.
Belut menurut bahasa Ambon bernama morea, dimana belut-belut raksa dipanggil pawang belutnya sambil diberi makan telur ayam. Beberapa orang delegasi PWI Riau, ikut turun kedalam kolam bersama pawang Ombai, sebelumnya Ombai membaca mantra sambil memukul air kolam diyakini memanggil belut untuk keluar dari dalam lobang-lobang pinggir kolam.
Setelah belut berenang mendekati pawang, Ombai mengambil sebuah telur ayam sambil mengelus dada belut dan mengelus bagian punggung belut raksasa, agar belut menjadi jinak dan Ombai menawarkan delegasi PWI Riau untuk ikut memegang belut. "Hati-hati tangan jangan didepan mulut belut, nanti bisa digigitnya," kata Ombai mengingatkan delegasi PWI Riau salah satunya penulis Zulpen Zuhri yang juga warga Kabupaten Indragiri Hulu (Inhu) Riau dalam rombongan delegasi PWI Riau.
Sulit memang untuk memegang apalagi mengangkat belut raksasa tersebut, namun penulis berhasil memegang puluhan belut tersebut didalam kolam air yang bening dan mengangkat satu dari ratusan belut raksasa keluar dari dalam kolam. "Orang Inhu taklukan belut raksasa," celetuk Sekretaris PWI Riau Eka Putra Nazir yang juga berusaha untuk memegang kawanan belut raksasa tersebut.
Selain penulis, delegasi PWI Riau, Eka Putra Nazir dan Herlina Warga Kota pekanbaru, juga ikut masuk kedalam kolam Hadrizal warga Kabupaten Pelalawan yang berusaha untuk menaklukan belut raksasa keramat yang terdapat di Maluku tersebut. Selain ukuran tak lazin belut di kolam Waai berat belut juga berkisar 30 Kg. **red.
Catatan Redaksi PELITARiAU.com dalam rangkaian Hari Pers Nasional 2017 di Provinsi Maluku.
Delegasi PWI Provinsi Riau yang dipimpin langsung ketua PWI Riau H Dheni Kurnia, Senin (6/2/2017) sebelum mengunjungi lokasi Waiselaka yang terdapat ratusan belut raksasa berukuran tak lazim tersebut, sebelumnya delegasi PWI Riau mengunjungi lokasi pameran Hari Pers Nasional (HPN) 2017 di lapangan merdeka kota Ambon dan pantai Nat Sheva di Desa Suli Kecamatan salahuto Kabupaten Maluku Tengah.
Usai menikmati suasan pantai Nat Sheva, Liaison Offeicer (LO) HPN membawa delegasi PWI Riau menuju desa Waai. Ratusan ekor belut raksasa yang diyakini keramat tersebut, terdapat didalam kolam yang menurut riwayatnya, kolam terbentuk akibat tertancapnya tombak sakti secara misterius yang mengeluarkan air.
Ratusan belut raksasa keramat di desa Waai, dijaga oleh seorang pawang belut bernama Ombai Bakarbessi (76), kakek penjaga belut ini sudah menekuni profesinya menjaga belut-belut keramat tersebut sejak tahun 1976. "Air dikolam ini kami minum tanpa di masak lagi, belut-belut ini tidak boleh di makan, sebab belutnya keramat," kata Ombai.
Belut menurut bahasa Ambon bernama morea, dimana belut-belut raksa dipanggil pawang belutnya sambil diberi makan telur ayam. Beberapa orang delegasi PWI Riau, ikut turun kedalam kolam bersama pawang Ombai, sebelumnya Ombai membaca mantra sambil memukul air kolam diyakini memanggil belut untuk keluar dari dalam lobang-lobang pinggir kolam.
Setelah belut berenang mendekati pawang, Ombai mengambil sebuah telur ayam sambil mengelus dada belut dan mengelus bagian punggung belut raksasa, agar belut menjadi jinak dan Ombai menawarkan delegasi PWI Riau untuk ikut memegang belut. "Hati-hati tangan jangan didepan mulut belut, nanti bisa digigitnya," kata Ombai mengingatkan delegasi PWI Riau salah satunya penulis Zulpen Zuhri yang juga warga Kabupaten Indragiri Hulu (Inhu) Riau dalam rombongan delegasi PWI Riau.
Sulit memang untuk memegang apalagi mengangkat belut raksasa tersebut, namun penulis berhasil memegang puluhan belut tersebut didalam kolam air yang bening dan mengangkat satu dari ratusan belut raksasa keluar dari dalam kolam. "Orang Inhu taklukan belut raksasa," celetuk Sekretaris PWI Riau Eka Putra Nazir yang juga berusaha untuk memegang kawanan belut raksasa tersebut.
Selain penulis, delegasi PWI Riau, Eka Putra Nazir dan Herlina Warga Kota pekanbaru, juga ikut masuk kedalam kolam Hadrizal warga Kabupaten Pelalawan yang berusaha untuk menaklukan belut raksasa keramat yang terdapat di Maluku tersebut. Selain ukuran tak lazin belut di kolam Waai berat belut juga berkisar 30 Kg. **red.
Catatan Redaksi PELITARiAU.com dalam rangkaian Hari Pers Nasional 2017 di Provinsi Maluku.
BERITA LAINNYA +INDEKS
Lihat Turis Indonesia, Dikira Artis di Pakistan, Rebutan Minta Foto
PELITARIAU.com - kejadian unik terjadi saat beberapa turis dari Indonesia libura.
Dodi Irawan Bakaghojoo Didaulat Jadi Panglima Jalur tepian Rengas Sakti Peranap
PELITARIAU, Inhu - Bung Darwis yang sudah 30 tahun menjadi komentator jalur di t.
Berikut 28 Istilah di Dunia Wartawan
PELITARIAU - Dalam dunia wartawan, prinsip-prinsip etika dan integritas sangat p.
Doa Rakyat Inhu, Tuah Keramat Bukit Embun Dodi Irawan Bakaghojo Raih Juara 1
PELITARIAU, Inhu - Tuah Keramat Bukit Embun Dodi Irawan Bakaghojo asal Kabupaten.
Yuk Doakan, Ini Tiga Jalur Asal Inhu Masuk Final Hari ke 5
PELITARIAU, Inhu - 13 jalur masuk ke final hari ke 5 di festival tahunan pacu ja.
Orang Indragiri Harus Miliki Buku Pesajian, Dengar Puisinya Bikin Merinding
PELITARIAU, Inhu - Telah beredar buku kumpulan puisi palu patah dengan judul "Pe.